Kapolri: Kapolres Aceh Singkil Dicopot Karena Lalai

Rinaldy Sofwan | CNN Indonesia
Selasa, 20 Okt 2015 15:38 WIB
Semestinya bisa memerhitungkan kondisi di wilayahnya sehingga kerusuhan tak perlu terjadi. Sebagai pemimpin, bertanggung jawab atas kesalahan perhitungan itu.
Kapolri Jenderal Badrodin Haiti saat memberikan keterangan kepada media terkait kasus pembakaran gereja Aceh Singkil di Rumah Dinas Kapolri, Jakarta, Selasa (13/10). (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Polri Jenderal Badrodin Haiti mengatakan pihaknya telah mencopot Kepala Kepolisian Resor Aceh Singkil, Aceh, Ajun Komisaris Besar Budi Samekto pasca kerusuhan yang terjadi pekan lalu.

"Karena memang kelemahan itu ada pada Kapolres. Dari awal sudah ditanyakan apakah perlu bantuan, dia katakan tidak perlu," kata Badrodin saat dihubungi, Selasa (20/10).

Badrodin mengatakan, semestinya Budi bisa memerhitungkan kondisi di wilayahnya sehingga kerusuhan tidak perlu terjadi. Budi, sebagai pemimpin, bertanggungjawab atas kesalahan perhitungan itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, Kepala Kepolisian Daerah Aceh dinilai Badrodin tidak melakukan kesalahan dalam hal ini. Karena itu, hanya Budi yang mesti rela dicopot dari jabatannya.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Brigadir Jenderal Agus Rianto mengatakan jabatan yang ditinggalkan Budi kini diisi oleh Ajun Komisaris Besar Ridwan.

Kerusuhan itu terjadi pada Selasa (13/10) di Aceh Singkil, Aceh. Persitiwa yang menewaskan satu orang itu diduga berawal dari permasalahan antara dua kelompok masyarakat soal 21 gereja yang tidak berizin.

Sebenarnya, kedua kelompok dan Pemerintah Daerah setempat sudah sepakat akan menertibkan bangunan-bangunan itu, hari ini. Namun, kelompok lain justru tidak sabar dan melakukan pembakaran.

Provokasi

Terkait peristiwa itu, dua orang sudah ditangkap karena diduga menyebarkan pesan singkat yang bernada provokasi. Sebelumnya, baru tiga tersangka berinisial S, N dan I yang ditahan oleh polisi lantaran diduga melakukan perusakan dan pembakaran.

“Mereka menyebarkan SMS provokatif tetapi ini masih anak-anak. Mereka forward itu SMS,” kata Badrodin.

Namun, karena kedua orang itu masih anak-anak, polisi tidak melakukan penahanan. “Kami hanya memberikan pembinaan,” ujar Badrodin.

Selain itu, seorang yang disangka melakukan penembakan pun sudah berhasil ditangkap petugas. Dengan demikian, sudah empat orang yang ditahan hingga saat ini.

“Masih ada enam lagi yang DPO (masuk daftar pencarian orang). Pemulangan pengungsi sudah semuanya, tidak ada lagi masalah,” kata Badrodin. (obs)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER