RI Siapkan Kapal Perang untuk Ungsikan Anak-anak Korban Asap

Aulia Bintang Pratama | CNN Indonesia
Kamis, 22 Okt 2015 10:48 WIB
Anak-anak akan diboyong ke kapal-kapal perang TNI AL jika pencemaran udara di wilayah mereka sudah amat berbahaya sehingga upaya lain tak bisa ditempuh.
KRI Oswald Siahaan di Dermaga Indah Kiat, Cilegon, 4 Oktober 2015. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan telah mempersiapkan sejumlah kapal perang milik TNI Angkatan Laut untuk dijadikan tempat evakuasi.

"Kami kemungkinan menggunakan kapal laut untuk mengevakuasi anak-anak, setidaknya sampai kondisi membaik," kata Luhut di kantor Kemenkopolhukam, Jakarta, Kamis (22/10).

Evakuasi dengan kapal perang itu dilakukan apabila indeks standar pencemaran udara (ISPU) di daerah terdampak kabut asap sudah mengkhawatirkan sehingga upaya lain tak dapat ditempuh.
Saat ini, kata Luhut, pemerintah Republik Indonesia akan membagi fokus penanganan kebakaran hutan dan bencana asap menjadi dua poin.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Poin pertama, yang sudah dilakukan jauh-jauh hari, adalah pemadaman kebakaran lahan. Sementara poin kedua ialah penanganan masalah kemanusiaan yang muncul akibat bencana tersebut.

"Kami akan mengambil langkah penanganan yang besar dan terukur," ujar Luhut.

Fokus utama perihal penanganan kemanusian adalah evakuasi terhadap anak-anak kecil yang berada di daerah-daerah terdampak kabut asap. Evakuasi akan dikoordinasikan dengan Menteri Sosial Khofifah Indar dan Menteri Kesehatan Nila Moeloek.

Menurut Luhut, penanganan secara besar-besaran membutuhkan sumber daya yang besar agar setidaknya bisa meminimalisasi dampak kebakaran.
Evakuasi kemanusiaan rencananya akan dibagi dalam tiga tahap. Tahap pertama, evakuasi dilakukan masih di daerah tersebut, tapi dicari lokasi yang indeks standar pencemaran udaranya berada di batas normal.

"Nanti Menkes akan diminta mengeluarkan data berapa ISPU yang menjadi batas aman atau normal," kata Luhut.

Tahap kedua adalah mengevakuasi warga, khususnya anak-anak, ke arah selatan dari daerah tempat kabut asap. Luhut mencontohkan, anak-anak di wilayah Kalimantan Tengah bisa dievakuasi ke sekitar Banjarmasin di Kalimantan Selatan.

Jika dua tahap tersebut gagal terlaksana lantaran ISPU di sana sudah mengkawatirkan, maka saat itulah diambil opsi evakuasi menggunakan kapal perang TNI AL.

Belum bencana nasional

Terkait desakan agar pemerintah menjadikan kebakaran hutan tahun ini sebagai bencana nasional, Luhut enggan menanggapinya.

Luhut beralasan, kebakaran hutan ini tidak hanya disebabkan oleh faktor alam belaka. "Ini berhubungan juga dengan masalah hukum," kata dia.

Namun meski tidak ditetapkan sebagai bencana nasional, ujar Luhut, pemerintah menangani dan memperlakukan masalah kebakaran hutan dan bencana kabut asap ini dengan skala seperti bencana nasional.

“Penanganan sudah all out seperti bencana nasional," ujar Luhut.

Simak Fokus: KEBAKARAN HUTAN, PEMERINTAH GAGAL?

Pada rapat penanganan lanjutan masalah kebakaran yang digelar di kantornya pagi ini, Luhut juga menyinggung kondisi kebakaran hutan di beberapa daerah yang memburuk.

"Berdasarkan citra satelit per hari ini, kondisi api di lahan gambut sudah menyebar hampir di 10 hingga 15 meter di bawah," kata Luhut.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana menyatakan jumlah titik api di seluruh Indonesia kemarin meningkat drastis menjadi 3.226 titik, dengan sebaran meluas hingga Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua. (agk)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER