Bom Alam Sutera Dikemas Dalam Bungkus Rokok

CNN Indonesia
Jumat, 30 Okt 2015 21:10 WIB
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Krishna Murti sebut bom rakitan yang meledak di Mal Alam Sutera, dikemas bungkus rokok.
Tersangka pelaku pemboman Mall Alam Sutera, Leopard Wisnu Kumala saat digiring di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis, 29 Oktober 2015. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Krishna Murti menyatakan bom rakitan yang meledak di Mal Alam Sutera, Tangerang, Rabu lalu, dikemas dalam sebuah bungkus rokok.

Hal tersebut diketahui usai polisi melakukan penggeledahan di kediaman tersangka LWK, lelaki 29 tahun di Kota Serang, Banten. "Saat ke rumahnya tersangka benar adanya. Jenis bom pakai bungkus rokok. Kalau tidak teliti, dipegang saja bisa meledak," ujar Krishna di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, kemarin.  (Ikuti FOKUS: Ledakan Mall Alam Sutera)

Krisna mengatakan tim gabungan yang terdiri dari Polda Metro Jaya, Detsemen Khusus 88 Anti Teror dan Gegana hampir terkelabui oleh beberapa bungkus rokok yang tersusun di atas meja kerja. Saat itu, tim gabungan mengira bungkus rokok tersebut tidak ada kaitannya dengan bom yang masih dicari dan dirakit oleh LWK.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih lanjut, Krishna menuturkan, bom dalam bungkus rokok tersebut terdeteksi ketika salah satu petuga tim gabungan mendeteksi barang tersebut dengan alat khusus pendeteksi dan penjinak bom. Pasalnya, tidak semua bungkus rokok yang ada di meja itu berisi bahan peledak.
"Tidak bisa dibedakan kotak rokok biasa dan ada bahan ledaknya," ujar Krishna.

Sebelumnya, bom yang meledak di Mall Alam Sutera, Rabu lalu, diketahui menggunakan bahan triacetone triperoxide peroxyacetone (TATP). Bahan peledak jenis tersebut memiliki daya ladak yang tinggi. Meski berdaya ledak tinggi, namun bom yang meledak saat itu menimbulkan efek kecil, karena bom yang dipasang sedikit.

Menurut Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Tito Karnavian, kemarin, bom yang dipasang tergolong tidak stabil. "Jenis bomnya tidak stabil dan high explosive," ujar Tito di Polda Metro Jaya.

Tito juga menyebut bom tersebut berbahaya karena tak stabil. Dibuatnya secara serampangan dan mudah ditemukan cara pembuatannya dari internet. "Menggunakan peralatan yang ada di rumah tangga juga bisa," ujarnya. 
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER