Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan pertemuan Presiden Joko Widodo dengan suku anak dalam di Jambi beberapa waktu lalu, membentuk perspektif positif. Menurutnya, publik dapat kian membuka mata terhadap keberadaan suku anak dalam.
"Plusnya adalah perspektif publik langsung tertuju ke suku anak dalam," ujar Khofifah di Kementerian Sosial, Jakarta, Rabu (4/11).
Dia menegaskan, pertemuan tersebut bukan rekayasa atau sengaja dipersiapkan Kementerian Sosial. Khofifah mengungkapkan program pendekatan kepada suku anak dalam sudah ada sejak 1969, dengan agenda memberikan pendampingan dan penyapaan terhadap warga negara terpencil.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Khofifah menuturkan hal itu dilakukan dengan tujuan agar seluruh warga negara mendapatkan perlindungan dari pemerintah. Ketua Muslimah Nahdlatul Ulama (NU) ini mengindikasikan Presiden Jokowi adalah yang pertama kali turun langsung berkomunikasi dengan suku anak dalam.
"Itu jauh dari apa yang direkayasa. Kebetulan baru pertama kali presiden bersapa langsung dengan suku anak dalam. Jadi posisi itu, bukan Mensos yang menyiapkan," ujarnya.
Dua foto Presiden Jokowi dan suku anak dalam banyak dinilai sarat akan rekayasa. Foto pertama diambil di tempat di mana hutan terbakar, sementara foto kedua diambil di tempat penampungan Komunitas Adat Terpencil (KAT) yang dibangun Kementerian Sosial pada tahun 2013 dan mulai dihuni pada tahun 2014.
Kedua lokasi berjarak sekitar 600 meter hingga 800 meter, sehingga Presiden berpindah dari lokasi pertama ke lokasi kedua menggunakan mobil.
Istana, melalui Sekretaris Kabinet Pramono Anung sebelumnya turut membantah adanya rekayasa dari foto tersebut. Dia menjelaskan, orang-orang Suku Anak Dalam yang diajak berinteraksi oleh Presiden di foto pertama dan kedua sama sekali berbeda.
(meg)