Fahira: Ahok Belum Punya Terobosan soal Sampah Jakarta

Suriyanto | CNN Indonesia
Kamis, 05 Nov 2015 05:06 WIB
Masalah utama sampah di Jakarta menurut anggota DPD asal Jakarta Fahira Idris adalah volume yang terlalu banyak sehingga berdampak pada banyak hal.
Aktifitas para pemulung di lokasi TPA Bantar Gebang, Bekasi, Selasa (03/11). (Detikcom/Rengga Sencaya)
Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dinilai belum memiliki terobosan dalam penanganan sampah DKI Jakarta. Masalah sampah adalah sebuah bom waktu yang bisa meledak kapan saja.

Menurut anggota Dewan Perwakilan Daerah asal DKI Jakarta Fahira Idris, persoalan utama sampah di Jakarta adalah volume yang terlalu banyak.

Sampah yang terlalu banyak ini berimbas ke banyak hal. Dari mulai pengelolaan sampah menjadi kompos dan listrik di TPST hingga truk-truk sampah terpaksa mengangkut sampah di luar jam operasional.

"Dampak terbesar dari volume sampah yang terus membesar, tentunya persoalan lingkungan hidup, yang ujungnya penolakan masyarakat sekitar TPST," kata Fahira dalam keterangan tertulisnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ahok selaku Gubernur belum punya terobosan apapun soal sampah. Karena itu, DKI Jakarta masih begitu tergantung dengan Bantargebang.

"Jika tak dikelola dengan baik, sampah bisa jadi bencana nasional," kata Fahira.

Idealnya, BTPST antargebang menurutnya hanya jadi penyangga, bukan tempat pembuangan sampah yang utama.

Wakil Ketua Komite III DPD ini mengungkapkan, sudah saatnya Pemprov DKI memperlakukan persoalan sampah sama seriusnya dengan mengatasi banjir dan macet. "Semua sumber daya harus dikerahkan agar ada solusi konkret dan langsung ke pokok persoalan sampah, yaitu menekan produksi sampah semaksimal mungkin, disertai perbaikan manajemen dan sistem pengelolaan sampah," katanya.

Lebih lanjut Fahira mengatakan, kisruh yang terjadi saat ini harus jadi peringatan bagi Pemprov DKI Jakarta bahwa provinsi yang juga ibukota Republik Indonesia ini belum punya sistem pengelolaan sampah yang komprehensif, efektif dan efesien.

Padahal, kata Fahira, dengan APBD yang cukup besar, tiap wilayah administrasi di Jakarta masing-masing seharusnya punya TPST yang dilengkapi dengan alat sampah terpadu Intermediate Treatment Facility (ITF) atau fasilitas pengolahan sampah antara untuk mengurangi jumlah sampah sebelum masuk ke TPST. Selain mengurangi biaya pengangkutan sampah ke pembuangan akhirnya, ITF ini juga bisa mengubah sampah jadi energi alternatif dan pupuk kompos.

Secara bertahap setiap RW di Jakarta menurutnya juga perlu punya Bank Sampah. Setiap RW harus dipaksa bertanggung jawab atas sampah yang mereka hasilkan dengan memilah sampah organik, anorganik, dan sampah beracun/berbahaya. Keharusan memilah sampah ini jadi syarat jika ingin sampahnya diangkut.

"Hampir semua kota-kota di dunia itu sudah ada bangunan ITF. Jangan bayangkan lokasinya seperti lautan sampah. Bangunannya seperti pabrik, tertutup, rapi, modern dan peralatannya canggih dan pastinya tidak menyebarkan bau. Dan ini belum ada di Jakarta," kata Fahira. (sur)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER