Slogan 'Suara Golkar Suara Rakyat' Telah Berubah

Aulia Bintang Pratama | CNN Indonesia
Senin, 09 Nov 2015 00:33 WIB
Ketua Umum Angkatan Muda Partai Golkar Dave Laksono mendesak agar Partai Golkar segera menemukan jalan keluar agar konflik tidak semakin berlarut-larut.
Pertemuan Partai Golkar di Hotel Sultan. (Detik Photo/Rengga Sancaya)
Jakarta, CNN Indonesia -- Partai Golongan Karya memiliki slogan "suara Golkar suara rakyat", dan itu bertahan sepanjang eksistensi Partai Golkar di perpolitikan Indonesia. Namun dengan adanya konflik internal Partai Golkar, slogan tersebut dianggap ikut berubah.

Ketua Umum Angkatan Muda Partai Golkar Dave Laksono mengungkapkan bahwa slogan Partai Golkar tersebut telah berubah menjadi "suara Golkar suara penguasa". Hal tersebut disebabkan oleh persatuan dan kemajuan Partai Golkar tidak sesuai lagi dengan slogan yang lama.

"Mana kemajuan kita dan persatuan kita, mana yang katanya suara Golkar suara rakyat? Yang ada suara Golkar suara penguasa," kata Dave saat ditemui di kantor Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar, Ahad (8/11).
Dave mengungkapkan hal tersebut di depan Gerakan Muda Partai Golkar yang menggelar diskusi mengenai masa depan partai berlambang pohon beringin tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Dave, konflik Partai Golkar kali ini sudah memecah belah partai berusia 51 tahun tersebut. Apalagi konflik telah berlangsung hampir selama satu tahun.
Oleh sebab itu, Dave pun mendesak agar Partai Golkar segera menemukan jalan keluar agar konflik tidak semakin berlarut-larut. Saran Dave adalah agar Partai Golkar segera melaksanakan musyawarah nasional alias munas.

"Saya pribadi melihat konflik bisa diselesaikan dengan munas bersama, mau munaslub atau apa namanya yang penting munas," kata Dave.

Dengan adanya munas, Dave menilai bahwa semua pihak bisa mencalonkan diri sebagai calon ketua umum, termasuk Aburizal Bakrie dan Agung Laksono. Bahkan, kader-kader senior pun bisa mencalonkan diri jika merasa masih mampu memimpin Golkar.

"Seluruh kader Partai Golkar, Pak Agung, Pak Aburizal, bahkan Pak Jusuf Kalla juga bisa ikut serta. Jangan dipaksakan hanya satu yang bisa dipilih," ujar anak kandung Agung Laksono tersebut. (bag)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER