RJ Lino Penuhi Panggilan Bareskrim Polri Hari Ini

Rinaldy Sofwan | CNN Indonesia
Senin, 09 Nov 2015 08:24 WIB
Selain RJ Lino, hari ini penyidik juga mengagendakan pemeriksaan terhadap Direktur Keuangan dan Direktur Operasional Pelindo II.
Direktur Utama PT Pelindo II Richard Joost Lino, saat mengikuti Panitia Kerja (Panja) Komisi IV. Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu, 16 September 2015. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia II (Pelindo II) Richard Joost Lino memastikan akan menghadiri panggilan penyidik Badan Reserse Kriminal Polri (Bareskrim) untuk diperiksa terkait dugaan korupsi di perusahaannya.

"Tiga direksi yang dipanggil sesuai hukum juga datang hari ini," kata kuasa hukum Lino, Frederich Yunadi, kepada CNN Indonesia, Senin pagi (9/11).

Selain Lino, hari ini penyidik juga mengagendakan pemeriksaan terhadap Direktur Keuangan dan Direktur Operasional Pelindo II.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komisaris Jenderal Anang Iskandar mengatakan, para saksi diagendakan untuk menghadap ke penyidik pada 9.00 WIB.

Anang yakin akan membawa kasus ini sampai ke meja hijau. Namun, proses penyidikan bagaimanapun membutuhkan waktu yang tidak sebentar.

Pernyataan itu juga menjadi jawaban untuk keraguan Panitia Khusus Dewan Perwakilan Rakyat terhadap pengusutan ini. "Lihat saja, kasusnya masih disidik, ojo kesusu (jangan buru-buru)," kata Anang.

Bahkan, kata Anang, kasus ini bisa terus berkembang. Pengembangan itu adalah salah satu hal yang dibahas dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kemarin.

Dengan KPK, kata Anang, pihaknya juga membahas beberapa kasus lain selain Pelindo. Namun dia enggan menjelaskan kasus apa saja yang dimaksud.

"Initinya sinergitas dan koordinasi," ujarnya.

Kasus ini berawal dari penemuan 10 mobile crane yang mangkrak di Pelindo II. Seharusnya, alat-alat berat itu dikirim ke delapan pelabuhan berbeda di Indonesia.

Setelah diusut, diketahui ternyata pelabuhan tersebut tidak membutuhkan alat itu. Karena itu, penyidik menduga pengadaan barang ini adalah permainan yang dilatarbelakangi motif korupsi. (rdk)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER