Jakarta, CNN Indonesia -- Peringatan Hari Pahlawan 10 November ini dimanfaatkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menggelorakan semangat juang para pahlawan ke para pemuda. Jokowi menyatakan banyak pemuda yang datang dari berbagai pelosok negeri yang turun langsung menyingsingkan lengan baju dan mengangkat senjata pada peristiwa Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya.
Jokowi menyampaikan, 70 tahun lalu putra dan putri bangsa Indonesia tanpa gentar memilih untuk bertempur di Surabaya di bawah komando Bung Tomo. "Mereka datang dari seluruh pelosok Tanah Air," ujar Jokowi dalam sambutannya kala memimpin Upacara Peringatan Hari Pahlawan di Tugu Pahlawan, Surabaya, Selasa (10/11).
Ia menyebutkan, banyak pemuda yang berasal dari Maluku, Sulawesi, Bali, Kalimantan, Sumatra, dan lain sebagainya. "Pemuda Aceh, Tapanuli, Ambon, Manado, dan seluruh pemuda Indonesia bersatu dengan arek-arek Surabaya. Mereka bertempur dalam salah satu medan pertempuran terbesar dan terberat dalam sejarah revolusi nasional Indonesia," katanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jokowi menekankan, semangat para pemuda yang pantang menyerah untuk mengibarkan bendera Merah Putih di tanah Indonesia harus diwariskan kepada generasi saat ini agar tetap mampu membangun masa depan bangsa yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian.
"Kita harus selalu ingat pesan Bung Tomo, 'sepanjang kita masih mempunyai darah merah yang dapat membikin secarik kain putih menjadi merah dan putih, maka itu tidak akan kita mau menyerah kepada siapapun juga," katanya, mengutip pesan Bung Tomo.
Sang kepala negara pun menuturkan, pemerintah tengah mengupayakan agar negara berubah dari yang tadinya Jawa-sentris menjadi Indonesia-sentris. Selain itu, negara juga diharapkan mampu berubah ke arah kebebasan berpendapat yang konstruktif dan merajut persatuan nasional, bukan menghasut konflik horizontal yang justru menciptakan histeria publik.
"Perubahan ke arah penghargaan pada hak asasi manusia, perangi korupsi, dan pemberantasan kemiskinan," ujarnya.
Meski dihadapkan dengan pelbagai masalah tersebut, Jokowi mengaku yakin bahwa nilai-nilai kepahlawanan seperti perjuangan, pengabdian, dan pengorbanan tanpa pamrih untuk bangsa merupakan napas hidup tiap warga negara di bidang pengabdiannya masing-masing. "Baik sebagai guru, sopir, nelayan, penegak hukum, petani, buruh, mahasiswa, dan lain-lain," katanya.
(obs)