Jakarta, CNN Indonesia -- Sejak dipercaya memimpin Badan Narkotika Nasional, Komisaris Jenderal Budi Waseso langsung gencar menyusun agenda pemberantasan peredaran narkoba di Indonesia.
Sejumlah rencana tindakan proaktif diwacanakan ke muka publik. Tak sedikit gebrakan Buwas, demikian dia lebih dikenal, menjadi sorotan banyak pihak.
Mantan Kepala Bareskrim itu berkali-kali mencuatkan sejumlah wacana yang terbilang tegas sekaligus garang. Mulai dari pemidanaan pengguna narkoba tanpa ampun, hingga menggandeng TNI untuk memusnahkan kapal pengangkut narkoba di tengah laut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ide-ide yang dilontarkan sang jenderal demi mewujudkan Indonesia bebas narkoba terbilang bombastis. Di sisi lain, Buwas mengakui target Indonesia Bebas Narkoba 2015 masih jauh dari capaian.
"Kami harus memaksimalkan kegiatan itu agar bisa tercapai," kata Buwas, usai melaporkan kegiatan lembaga yang dia pimpin kepada Presiden Joko Widodo akhir September silam.
Belakangan, ide beringas Buwas kembali mengemuka. Dia menyatakan tengah menyiapkan pembuatan pulau penjara yang akan dijaga sekawanan buaya untuk para terpidana mati narkoba.
"Saya membuat wacana, pemikiran bagaimana tahanan yang bandar-bandar sudah divonis mati khususnya, itu ditaruh suatu tempat dan tempat itu dikelilingi kolam buatan. Kolam itu diisi buaya," kata Buwas pekan lalu di Markas Besar Polri, Jakarta.
"Ini serius," kata Buwas.
Buwas pun seakan tidak peduli jika wacana yang dia lontarkan itu bakal kembali membuat gaduh opini publik. Jenderal bintang tiga itu menegaskan niatannya itu semata demi menyelamatkan generasi bangsa dengan cara membuat efek jera.
Buwas mengaku belum tahu lokasi penjara buaya itu akan ditempatkan di mana dan kapan niatan itu bakal terealisasi. Bagaimanapun, niatan sang jenderal kadung menjadi perhatian publik, bahkan media luar negeri pun menyorotinya.
Salah satunya seperti yang diungkapkan media Inggris, The Guardian. Mereka mengibaratkan ide yang terlontar dalam benak Buwas itu bak pulau penuh reptil dalam film James Bond berjudul Live and Let Die.
Bagi Buwas, buaya dapat diandalkan untuk mengawal para terpidana mati narkoba agar tidak kabur dari penjara. Untuk mewujudkan keseriusannya, dia bahkan mengaku rela berangkat ke Medan guna meninjau penangkaran buaya yang ada di sana.
Terlepas dari serius tidaknya usulan tersebut, Buwas menegaskan, saat ini BNN terus memberikan perhatian penuh pada pemberantasan peredaran narkoba, mengingat Indonesia adalah pasar narkoba terbesar di Asia.
Buwas mencatat, hingga Juni 2015, pengguna narkoba di Indonesia mencapai 4,2 juta orang. Sedangkan catatan hingga November 2015, Buwas mendapati pengguna Narkoba sudah mencapai 5,9 juta orang.
Banyaknya pengguna dan pengedar narkoba di Indonesia, juga dalam banyak hal, memberi pengaruh pada keberadaan lembaga pemasyarakatan yang kerap dikeluhkan mengalami over kapasitas.
Ide penjara buaya Buwas pada akhirnya bisa menjadi taring keseriusan BNN untuk memberikan efek jera dalam penanganan masalah narkoba yang terus saja menjangkiti Indonesia.
Namun sejauh mana efektivitas dari niatan Buwas tersebut memang masih menggantungkan pertanyaan. Sebab gebrakan sebombastis apapun tidak bakal memberikan dampak berarti selama BNN tidak benar-benar mengurai mata rantai jaringan peredaran narkoba yang ada di Indonesia.
Kini, publik menaruh harapan. Tentunya, Buwas tak ingin menjadikan penjara buaya berakhir menjadi pepesan kosong.
(meg)