Jakarta, CNN Indonesia -- Direktur Reserse Kriminal Mabes Polda Metro Jaya Komisaris Besar Krishna Murti menilai pelaku pelemparan granat di Duren Sawit terlatih. Menurutnya tidak sembarangan orang bisa melempar alat peledak tersebut.
"Analisa awal dari hasil olah tempat kejadian perkara menunjukkan pelemparan granat dilakukan oleh orang yang lumayan profesional," ujar Krishna di lokasi kejadian di Gedung Multipiranti Graha, Duren Sawit, Jakarta Timur, Senin (16/11).
Sebagai personel Polri yang pernah berlatih melempar granat, Khrisna mengaku paham betapa sulitnya melakukan hal tersebut. (Ikuti terus Fokus:
Menyelisik Ledakan di Duren Sawit)
"Sulit melempar melempar sebuah granat dan tidak semua orang bisa," ujarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, Krishna menuturkan, olah tempat kejadian perkara telah selesai dilakukan oleh tim Disaster Victim Identification (DVI) Mabes Polri,
Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis) dan Penyidik dari Direktorat Reskrimum.
"Kami nanti akan menindaklanjuti hasil analisa DVI. Semoga hasilnya signifikan untuk membantu proses penyelidikan selanjutnnya," kata Krishna.
Berdasarkan pantauan CNN Indonesia, usai melakukan olah TKP, sejumlah personel DVI dan Inavis membawa barang bukti yang berada di lokasi kejadian kedalam sebuah koper khusus.
Salah seorang petugas Inafis yang tak ingin disebutkan namanya menuturkan barang bukti yang dibawa merupakan benda-benda yang berkaitan dengan ledakan granat tersebut.
"Ya ada pecahan kaca, serpihan granat dan benda-benda yang berkaitan " ujarnya.
Granat meledak sekitar pukul 03.30 WIB di halaman depan Gedung Multipiranti Graha. Granat tersebut diduga dilempar oleh pelaku yang berjumlah lebih dari satu orang.
Akibat ledakan tersebut, Maulana (33) seorang petugas keamanan yang tengah berjaga, mengalami luka serius di bagian dada. Sementara Slamet (38) yang juga sedang berjaga selamat karena berada di pos jaga yang berlokasi sekitar 20 meter dari tempat ledakan granat.
(sur)