Jakarta, CNN Indonesia -- Anggota Komisi Pertahanan DPR Tubagus Hasanuddin menegaskan sampai saat ini belum ada pembahasan antara Komisi I di parlemen dengan Tentara Nasional Indonesia mengenai rencana pembelian pesawat amfibi dari negeri sakura, Jepang.
"TNI belum pernah merencanakan pembelian pesawat amfibi. Pengadaan pesawat amfibi tidak menjadi prioritas dalam minimal essensial force (MEF)," kata Hasanuddin saat dikonfirmasi Selasa (17/11).
Menurut Hasanuddin, mekanisme pembelian alat utama sistem pertahanan (alutsista) di Indonesia saat ini ada prosedur baku yang menjadi rujukan para pemegang kepentingan.
Spesifikasi teknis dari setiap alutsista biasanya diajukan dari masing-masing angkatan yang ada di militer ke Mabes TNI, untuk kemudian selanjutnya diajukan ke Kementerian Pertahanan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan spesifikasi teknis yang diajukan, kata Hasanuddin, maka kemudian dilakukan pengkajian produk mana yang dianggap memenuhi persyaratan. Dari situ lantas diputuskan jenis, kualitas, merek, serta pertimbangan produk asing sekiranya produsen dalam negeri belum mampu memproduksi.
Daftar pengajuan alutsista itu selanjutnya dimasukkan dalam rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara (RAPBN). Setelah proses anggaran di DPR dibahas dan disetujui menjadi APBN, kata Hasanuddin, baru selanjutnya diteruskan dengan proses pembelian dan pengadaan.
"Dilihat dari prosedur tersebut, maka menjadi aneh bila ada anggota DPR terlibat dalam proses menegosiasi pembelian alutsista karena tidak sesuai tupoksinya dan tak memiliki kompetensi dalam urusan alutsista," ujar Hasanuddin.
Media massa Jepang, The Japan Times sebelumnya memberitakan Ketua DPR Setya Novanto berkata kepada Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe bahwa Indonesia mempertimbangkan pembelian US-2 sebagai sinyal kerja sama pertahanan kedua negara.
Pada artikel tersebut tertulis, wacana pembelian pesawat buatan pabrikan ShinMaywa itu merupakan jawaban Indonesia atas kebijakan China di Laut China Selatan.
Mengutip pernyataan Sekretaris Kabinet Jepang Yoshihide Suga, The Japan Times menulis, Novanto mengapresiasi kontribusi aktif dan kerja sama efektif Jepang menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan Asia Pasifik, termasuk Laut China Selatan.
(bag)