Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golongan Karya kubu Aburizal Bakrie, Akbar Tandjung, mengapresiasi kepedulian kader muda partai beringin, yang mencari solusi di tengah pertikaian dua kubu kepengurusan.
Solusi itu, kata Akbar, di antaranya membangun komunikasi intens bagi dua kubu bertikai dan penyelanggaraan Musyawarah Nasional (Munas). Atas hal itu, dia memberikan catatan terhadap kedua solusi tersebut.
Akbar mengatakan, komunikasi intens antara kedua kubu bertikai penting dilakukan untuk mengetahui perbedaan yang selama ini terjadi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi tentu saja komunikasi itu harus dibangun dengan semangat untuk menyelesaikan persoalan yang terjadi, buat kepentingan partai dan bukan kepentingan yang lain," kata Akbar dalam keterangannya, di Jakarta Selatan, Rabu (18/11).
Selain itu, Akbar berpendapat pentingnya suatu komunikasi dibangun, terlebih bisa menghasilkan kesepakatan dan langkah-langkah menghasilkan sesuatu yang mengutamakan kepentingan partai.
Sedangkan untuk penyelanggaraan Munas atau Munas luar biasa, Akbar mengingatkan bahwa mekanisme organisasi itu memiliki aturan yang harus ditaati, dengan mendapat dukungan 2/3 dari Dewan Pimpinan Daerah Tingkat I.
"Dalam konteks Golkar, kalau seandainya partai dalam keadaan darurat maka bisa dilakukan Munas," kata Akbar.
Menurut Ketua DPR periode 1999-2004 ini, keadaan Golkar dengan pertikaian yang terjadi saat ini sedang terancam. Hal ini dikarenakan Golkar menghadapi agenda politik berupa pemilihan kepala daerah (Pilkada) Desember mendatang, dan pemilu 2019.
"Jadi munas adalah salah satu solusi tetapi harus kembali pada aturan yang ada," ujar Akbar.
Dalam pertemuan itu, hadir kader muda Golkar yang mengatasnamakan Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI) yakni, Dave Laksono, Andi Sinulingga, Maman Abdulrahman, Dolly Kurnia dan Melky Lakalena.
(meg)