Papua Barat, CNN Indonesia -- Badan Pengawas Pemilihan Umum Republik Indonesia (Bawaslu RI) menonaktifkan tiga orang anggota Bawaslu Provinsi Papua Barat.
Sejak surat penonaktifan itu dikeluarkan Sabtu (21/11), tiga anggota Bawaslu tersebut tidak lagi aktif di kantor Bawaslu Papua Barat yang berada di Jalan Merdeka, Manokwari.
Namun, kata Sekretaris Bawaslu Papua Barat Muhammad Idrus, Selasa (24/11), penonaktifan tiga anggota Bawaslu itu tidak mengganggu aktivitas di kantor tersebut.
"Kami punya tupoksi (tugas pokok dan fungsi) masih berjalan seperti biasa, sampai nanti ada keputusan baru dari Bawaslu RI," kata Idrus.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menyebutkan, aktivitas 27 pegawai Sekretariat Bawaslu masih berjalan karena tugas sekretariat hanya menyangkut administrasi dan anggaran.
"Tugas pengawasan bukan ranah kami, itu tugas anggota Bawaslu," ujar Idrus.
Belum ada keterangan resmi menyangkut pemberhentian itu. Ketua Bawaslu Papua Barat Alfredo Ngamelubun dan anggota lainnya, belum memberikan keterangan resmi menyangkut persoalan ini.
Informasi yang dihimpun kantor berita Antara, penonaktifan anggota Bawaslu ini ditengarai terkait persoalan sengketa Pilkada di Kabupaten Fak-fak, Papua Barat.
Distribusi Surat SuaraKomisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Supiori, Papua, bakal mendistribusikan logistik pemilihan kepala daerah setempat pada 6 Desember 2015, atau tiga hari sebelum hari pelaksanaan Pilkada Serentak 2015.
Koordinator Divisi Teknis Penyelenggara Pemilu KPU Kabupaten Supiori Marhaen Matoneng di Supiori, Rabu (25/11), mengatakan, sesuai jadwal, pengiriman logistik pilkada dari KPU ke panitia pemilihan distrik dilakukan H-3 pemungutan suara pada 9 Desember 2015.
"Berbagai persiapan logistik Pilkada Supiori sudah siap. KPU mempersiapkan waktu penyaluran sesuai jadwal," katanya.
Ia menjelaskan setelah logistik dikirim ke setiap panitia pemilihan distrik, pada 7 Desember akan didistribusikan ke panitia pemungutan suara hingga setiap kelompok penyelenggara pemungutan suara di setiap kampung.
KPU Supiori, kata Marheen, optimistis target pendistribusian logistik pilkada tepat waktu sehingga dapat digunakan saat pemungutan suara pada 9 Desember 2015.
"Semua petugas penyelenggara di setiap kampung dan distrik diharapkan tetap memperhatikan keamanan logistik pilkada serentak karena menjadi momen penting demokrasi masyarakat secara langsung untuk menentukan pasangan bupati dan wakil bupati terpilih," kata Matoneng.
Pilkada Kabupaten Supiori akan diikuti tiga calon pasangan calon bupati dan wakil bupati, yakni nomor urut 1 Jules F. Warikar MM-Onesias Rumere, nomor urut 2 Yustinus Mandosir-Hugo Efraim Aibekob, dan nomor urut 3 Yan Imbab-Dewi Saptawati Trikor Demmy.
Berdasarkan data, jumlah pemilih tetap Pilkada Kabupaten Supiori mencapai 15.103 pemilih yang tersebar di lima panitia pemilihan distrik dan 45 tempat pemungutan suara.
(antara)