Surabaya, CNN Indonesia -- Badan Narkotika Nasional (BNN) memilih Kepulauan Kangean yang masuk wilayah administratif Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, sebagai lokasi pembangunan penjara khusus bagi pengedar narkotik kelas kakap. Kepulauan itu dipilih untuk mewujudkan rencana sterilisasi dan efek jera bagi penjahat narkotik.
"Tim sudah melihat Kangean dan menilai di sana layak didirikan penjara khusus bandar narkoba," ujar Kepala BNN Komisaris Jenderal Budi Waseso usai sosialisasi Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) di kantor Pengurus Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur di Surabaya, kemarin.
Menurut Waseso, Kangean saat ini telah memiliki bangunan gedung bekas lembaga pemasyarakatan sehingga mempermudah pembangunan penjara khusus tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, jarak Kangean yang mencapai 100 kilometer dari Kabupaten Sumenep dinilai menjadi salah satu alasan pemilihan kepulauan tersebut.
"Realisasi segera, tim ke sana untuk mengkaji. Selain Kangean, BNN juga menyiapkan beberapa pulau terpencil lainnya di Indonesia. Seperti di Sulawesi, Papua dan Maluku," ucap mantan Kepala Badan Reserse Kriminal Mabes Polri itu.
Setelah dilakukan kajian, lanjut Waseso, BNN segera berkoordinasi dengan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia untuk proses persetujuan.
Tidak itu saja, mantan Kabareskrim Mabes Polri itu saat ini sedang mencari buaya yang akan digunakan untuk mengamankan penjara khusus bandar narkoba.
"Saya sedang mencari buaya yang buas-buas, kemudian ikan piranha, dan harimau. Nantinya penjara akan dikelilingi sungai buaya di ring pertama, kemudian sungai ikan piranha, dan terakhir harimau," kata Buwas, sapaan akrab Budi Waseso.
Jenderal bintang tiga itu mengatakan, tindakan tegas harus dilakukan kepada pelaku narkotik kelas kakap untuk menimbulkan efek jera, agar mereka tidak mengulangi perbuatannya.
"Kalau yang menjaga buaya, mana mungkin mau disuap? Ini semata-mata demi menyelamatkan generasi muda dan bangsa tidak hancur karena perilaku bandar narkoba itu," ujar Waseso.
Sementara itu, Ketua PW Muhammadiyah Jawa Timur Saad Ibrahim mengapresiasi program Kepala BNN. Program tersebut disebut harus mendapat dukungan dari berbagai pihak.
(antara/rdk)