Jakarta, CNN Indonesia -- Sebanyak lebih dari 15 ribu personel gabungan terdiri dari berbagai instansi akan dikerahkan untuk menanggulangi banjir di DKI Jakarta. Seluruh personel tersebut nantinya akan dibagi ke dalam beberpa kelompok sesuai dengan kemampuannya masing-masing.
"Total personel sekarang dari Tentara Nasional Indonesia 5.000, Kepolisian RI 6.000 sisanya dari Marinir, Pemerintah Daerah dan relawan yang diperkirakan bisa mencapai 15 sampai 20 ribu," ujar Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal Tito Karnavian di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (27/11).
Tito menjelaskan satgas setingkat provinsi ini dibentuk untuk melakukan pemetaan dan penanggulangan dini terhadap banjir. Namun, Tito mengimbau aparat setingkat kecamatan dan jajarannya juga harus aktif mempersiapkan diri menghadapi banjir beserta dampak yang ditimbulkan.
Lebih lanjut, salah satu bentuk kesiapan menghadapi banjir, kata Tito, adalah dengan mendirikan sejumlah posko-posko di daerah rawan banjir. Alasannya, dengan cara tersebut satgas bisa lebih dini melakukan pemetaan dan langkah antisipasi bila banjir melanda kawasan tersebut.
Tito juga menjelaskan beberapa wilayah telah terdampak banjir cukup parah pada tahun lalu, di antaranya adalah Kelapa Gading di Jakarta Utara, Kampung Pulo di Jakarta Timur dan Grogol di Jakarta Barat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengklaim saluran air dan sungai yang ada di Jakarta sudah disiapkan untuk menghadapi musim hujan. Oleh karena itu Gubernur yang biasa disapa Ahok itu menjamin bahwa DKI Jakarta tidak akan mengalami banjir merata.
"Logikanya mana mungkin akan tenggelam jika jalur tengah sudah begitu baik," kata Ahok saat ditemui di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (17/11) lalu.
Tak hanya jalur tengah yang sudah siap, Ahok mengungkapkan bahwa waduk Pluit dan pintu air di Pasar Ikan juga sudah siap mendapat kiriman air dari penjuru Jakarta.
(utd)