Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyiapkan anggaran Rp 2,5 triliun untuk mengelola sampah yang diproduksi warganya sepanjang tahun depan. Angka tersebut naik 78,57 persen dibandingkan alokasi dana pengelolaan sampai 2015 sebesar Rp 1,4 triliun.
Menurut Wali Kota Jakarta Utara Rustam Efendi, tingginya lonjakan anggaran akibat begitu banyaknya sampah yang diproduksi warga Ibu Kota. Ia mencatat dalam satu hari, sampah yang dihasilkan Jakarta mencapai 7 ribu ton.
“Lebih dari 1.000 truk sampah ke Bantar Gebang setiap hari. Kalau seandainya Bantar Gebang ditutup, 1.000 truk berjejer di Jakarta, bayangkan seperti apa," kata Rustam saat deklarasi Gerakan Bersih dan Senyum di Marunda, Jakarta Utara, Sabtu (28/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sampah tersebut menurut Rustam juga berasal dari Jakarta Utara yang dipimpinnya. Ia bahkan mengaku malu dengan ketidakmampuannya mengelola sampah dengan baik. Pasalnya banyak wisatawan mancanegara maupun domestik yang mengeluh soal sampah.
"Tamu yang datang, keluhannya kenapa laut kita banyak sampahnya. Bahkan sampah sudah sampai ke Pulau Untung Jawa, itu kalau naik kapal 45 menit (dari Jakarta)," ujar Rustam.
Saat ini pengelolaan sampah masih dilakukan secara tradisional, yaitu mengumpulkan, mengangkut, dan membuang. Ke depan, ia berharap masyarakat harus mampu meminimalisir produksi sampah dari rumahnya masing-masing.
Dia mengimbau agar setiap rukun warga harus memiliki bank sampah untuk penanganan pengelolaan sampah.
Aswan, Deputi V Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman yang membidangi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan mengambil contoh pengelolaan sampah di Singapura. Di negara tersebut, pengelolaan sampah dilakukan dengan menggunkan pola reuse, reduce, dan recycle.
Tiru SingapuraSelain itu, Singapura juga menggunakan insenerator sebagai media untuk membakar sampah yang tidak bisa dimanfaatkan lagi.
"Budaya bersih perlu digalakkan karena sejalan dengan revolusi mental. Sampah bukan jadi masalah tapi itu bisa dikelola dan dimanfaatkan masyarakat," kata Aswan.
Deputi IV Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Safri Burhanuddin mengatakan, budaya bersih belum menjadi satu di masyarakat. Karena itu Menko Maritim membentuk Satuan Tugas Gerakan Bersih dan Senyum. Salah satu tujuannya untuk mengembangkan sektor pariwisata.
Bagi Safri, pengelolaan sampah perlu dilakukan dari sektor rumah tangga. "Hulunya adalah rumah tangga, kalau itu bisa dibenahi, maka sampah bisa diatasi," katanya.
Selaku penanggung jawab Satgas Gerakan Bersih dan Senyum, Safri mengatakan pihaknya lebih menyasar kelompok muda untuk menanamkan budaya bersih.
(gen)