Jakarta, CNN Indonesia -- Banjir bandang menerjang Kecamatan Trumon Tengah, Kabupaten Aceh Selatan sejak Jumat (27/11) malam. Setidaknya 92 unit rumah tertimbun lumpur akibat kejadian itu.
Derasnya arus banjir bercampur lumpur ikut menghanyutkan pohon-pohon berukuran besar. Beberapa rumah penduduk pun rusak dihantam. Ketua Satuan Tugas SAR Aceh Selatan, Mayfendri mengatakan, puluhan rumah itu terletak di Desa Krueng Bate.
"Satu unit rumah penduduk yang rusak berat akibat tertimpa pohon kayu, milik Kamarudin (70), sedangkan satu unit lagi milik Jaiton (50) seorang janda, juga rusak berat akibat dihantam arus banjir. Sedangkan lainnya hanya tertimbun lumpur," katanya, Sabtu (28/11) seperti dilansir dari Antara.
Sementara di Desa Pulo Paya dan Gunung Kapur, ratusan rumah penduduk terendam hingga setinggi 60 sentimeter atau setinggi lutut orang dewasa. Kondisi ini dinilai tidak separah di desa Krueng Bate.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mayfendri mengatakan, bencana tersebut tidak menimbulkan korban jiwa. Namun musibah yang terjadi setiap tahun itu membawa kerugian materil diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah.
Banjir bandang juga merusak fasilitas umum seperti jalan, jembatan, masjid, bangunan sekolah, fasilitas kesehatan seperti puskesmas, serta lahan perkebunan dan pertanian.
Dia mengatakan, penyebab banjir bandang itu karena muara sungai di desa setempat tersumbat pohon kayu dan tanah. Akibat penyumbatan itu, aliran sungai beralih ke jalur lain. Arus banjir pun menghantam pemukiman penduduk.
Kemarin malam, ujar Mayfendri, puluhan warga korban banjir bandang sempat diungsikan sementara ke lokasi yang lebih tinggi. Hal itu dilakukan untuk menghindari jatuhnya korban jiwa.
Hingga pagi tadi, upaya penanganan darurat terus dilakukan. Mereka memotong sejumlah pohon kayu yang menimpa rumah warga. "Termasuk memberikan bantuan untuk pembersihan rumah korban banjir yang tertimbun lumpur," kata Mayfendri.
Camat Trumon Tengah, Abdul Munir mengatakan, banjir bandang itu juga merusak fasilitas pipa air bersih. Padahal pipa itu biasa mengaliri kebutuhan air bagi seluruh warga kecamatan tersebut.
Abdul mengatakan banjir mulai surut pada Sabtu pagi. Warga korban banjir dibantu petugas Satgas SAR dan BPBD melakukan pembersihan rumah yang tertimbun lumpur. Beberapa fasilitas umum juga ikut dibersihkan. Mereka memindahkan pohon kayu yang menimbun sungai. Pengerukan juga dilakukan untuk mengembalikan muara sungai, sehingga tidak mengancam pemukiman penduduk lagi.
"Untuk memindahkan pohon kayu yang menimpa rumah penduduk, petugas di lapangan mengalami kendala karena tidak tersedia peralatan untuk memotong pohon kayu, termasuk alat berat," kata Abdul.
Ketua DPRK Aceh Selatan, T Zulhelmi, mengaku telah turun langsung ke lokasi. Dia mengatakan terkait kebutuhan alat berat, pihaknya telah meminta bantuan kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat.
Menurutnya, musibah banjir bandang ini tergolong parah. Selain bercampur lumpur, banjir juga menghanyutkan pohon- pohon kayu gelondongan ukuran besar. "Langkah penanganan baik dalam bentuk tanggap darurat maupun permanen harus segera dilakukan oleh pihak terkait," harapnya.
Warga Butuh BantuanZulhelmi mengatakan, kebutuhan mendesak yang sangat diperlukan warga korban banjir bandang saat ini adalah pasokan air bersih.
"Pipa yang selama ini menyuplai air bersih sudah putus total diterjang banjir sementara rumah warga di Desa Krueng Bate mayoritasnya tidak tersedia sumur," kata Zulhelmi.
Selain pasokan air bersih, warga korban banjir bandang di Desa Krueng Bate juga sangat membutuhkan sembako dan pakaian khususnya untuk menunjang aktivitas belajar murid sekolah.
Kepala Pelaksana BPBD Aceh Selatan, Erwiandi menyatakan, pihaknya telah menerjunkan puluhan petugas termasuk mobil dapur lapangan, truk, mobil kabin ganda serta gergaji mesin. Bantuan itu untuk mempercepat pembersihan pohon kayu yang menimpa rumah penduduk.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan konsumsi air bersih bagi korban banjir, pihaknya mengerahkan beberapa armada mobil pemadam kebakaran ke Desa Krueng Bate. Armada itu juga berfungsi membersihkan lumpur yang menimbun rumah penduduk serta fasilitas umum lainnya.
Krisis air bersih yang dialami warga korban banjir bandang di Kecamatan Trumon Tengah, kata Erwiandi, tidak hanya menjadi tanggungjawab BPBD. Dia mengatakan beberapa instansi terkait di jajaran Pemkab Aceh Selatan seperti PDAM Tirta Naga dan Dinas Bina Marga Cipta Karya serta Dinas Sumber Daya Air perlu dilibatkan.
Kadis Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Aceh Selatan, H Halimuddin mengatakan, pihaknya telah menurunkan petugas ke lapangan untuk melakukan pendataan korban. Selain itu pihaknya juga melakukan pengecekan infrastruktur yang rusak.
"Kami juga telah mengirimkan bantuan masa panik untuk warga korban banjir bandang pada Sabtu pagi," ujar Halimuddin.
(antara/utd)