Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Kesehatan Nila Moeloek mengatakan, empat desa di Distrik Mbuwa, Kabupaten Nduga, Papua, yang menjadi lokasi kematian puluhan balita, sulit diakses. Fasilitas kesehatan di distrik tersebut juga minim.
"Situasi medan cukup berat dengan cuaca ekstrem, berkabut, hujan dengan suhu mencapai enam derajat celcius," ujar Nila di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta kemarin.
Kemenkes sendiri menurut Nila sudah mengadakan investigasi ke Papua.
Ia menggambarkan, perjalanan dari kampung ke kampung harus ditempuh selama delapan jam dengan berjalan kaki, naik turun bukit.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di Distrik Nduga, hanya terdapat satu puskesmas. Pelayanan kesehatan pun belum maksimal karena jauhnya dari pemukiman penduduk.
"Jangkauan tenaga kesehatan ke rumah-rumah penduduk juga sangat terbatas, berkaitan dengan medan yang berat dan masyarakat yang tertutup terhadap orang luar," ujar Nila.
Nila menuturkan, tenaga kesehatan di puskesmas tersebut berjumlah empat orang, terdiri dari satu bidan, satu tenaga farmasi, satu kepala puskesmas dan satu dokter PTT.
Persoalan kesehatan lain di distrik tersebut, menurut Nila, adalah kesadaran kesehatan masyarakat yang rendah. "Perilaku hidup sehat sangat kurang baik, di antaranya air minum yang dikonsumsi tidak dimasak terlebih dulu," katanya.
Nila mengatakan, pemerintah pusat saat ini sedang membangun Rumah Sakit Pratama di Kabupaten Nduga.
Kemenkes juga telah meminta dinas kesehatan provinsi dan kabupaten untuk segera melakukan penyuluhan, pemeriksaan kesehatan dan imunisasi penduduk Nduga.
Sebelumnya diberitakan ada 32 anak di Kabupaten Nduga meninggal dunia. Mereka meninggal dunia selama kurun waktu 16 Oktober hingga 20 November 2015. Belum diketahui penyebab kematian 32 anak ini.
(sur)