HASIL INVESTIGASI AIRASIA

KNKT Tak Bisa Ungkap Sisa Misteri Kecelakaan AirAsia QZ8501

Aulia Bintang Pratama | CNN Indonesia
Rabu, 02 Des 2015 09:21 WIB
Salah satu 'dalang' jatuhnya QZ8501 ke laut ialah lepasnya circuit breaker yang memicu putusnya arus listrik dan mengawali kerusakan seluruh sistem di pesawat.
Kecelakaan AirAsia QZ8501 masih menyisakan misteri. (ANTARA/Prasetyo Utomo)
Jakarta, CNN Indonesia -- Tak semua penyebab kecelakaan AirAsia QZ8501 terungkap. Salah satu hal yang tak bisa diungkap Komite Nasional Keselamatan Transportasi dalam investigasinya ialah putusnya arus listrik akibat pengaturan ulang circuit breaker. Aktivitas itu tercatat dalam kotak hitam, yakni Flight Data Recorder (FDR).

Indikasi yang paling memungkinkan, kata Ketua Subkomite Kecelakaan Udara KNKT Kapten Nurcahyo Utomo, ialah pilot atau kopilot mencabut circuit breaker yang ada di dekat kursi kemudi mereka. Namun hal ini tak bisa dipastikan dan KNKT tak mau berspekulasi.

Menurut Nurcahyo, pengaturan ulang circuit breaker yang diduga akibat pencabutan terhadap salah satu circuit breaker di Flight Augmentation Computer (FAC) itu, merupakan salah satu penyebab QZ8501 jatuh ke Laut Jawa.
Pengaturan ulang circuit breaker bermula pada rusaknya rudder travel limiter unit (RTLU) yang berfungsi untuk mengatur ketinggian pesawat. RTLU, berdasarkan rekaman FDR, rusak empat kali selama penerbangan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada peringatan kerusakan pertama, pilot dan kopilot mengatasinya sesuai aturan yang tertera pada Electronic Centralized Aircraft Monitoring (ECAM).

Selanjutnya pada kerusakan kedua yang terjadi sekitar delapan menit setelah kerusakan pertama, tanda di kokpit kembali berbunyi dan membuat pilot serta kopilot kembali menanganinya berdasarkan ECAM.

Pun begitu dengan kerusakan ketiga yang terjadi enam menit setelah kerusakan kedua. Pilot dan kopilot kembali mengacu pada aturan yang ada di ECAM untuk mengatasinya. (Simak Fokus: INVESTIGASI AIRASIA QZ8501 DIUMUMKAN)

Namun saat tanda kerusakan keempat berbunyi, ada hal berbeda yang dilakukan pilot atau kopilot. Data FDR memperlihatkan adanya aktivitas di kokpit yang seakan-akan menandakan sistem di dalamnya diatur ulang (reset).

Pengaturan ulang itu menyebabkan arus listrik yang mengalir pada FAC sempat terputus meski kemudian kembali tersambung.

Tak disangka, aktivitas tersebut menjadi awal rusaknya seluruh sistem yang ada di pesawat tersebut. Dimulai dari autopilot dan autothrust yang tidak berfungsi, hingga kerusakan RTLU yang makin parah.

Rusaknya autopilot membuat pilot dan kopilot harus mengendalikan pesawat secara manual. Di saat itulah pesawat mulai miring. Ketinggiannya mendadak naik, hingga akhirnya terjun bebas ke Laut Jawa yang memiliki kedalaman 40 meter.
Hingga investigasi rampung, KNKT tak bisa memastikan apa penyebab lepasnya circuit breaker yang menjadi salah satu ‘dalang’ kecelakaan AirAsia QZ8501.

"Sayangnya kami tak memiliki kamera di kokpit untuk memastikan siapa atau apa penyebab circuit breaker itu bisa tercabut," kata Nurcahyo.

KNKT, ujar Nurcahyo, tak memiliki bukti apakah benar bahwa salah satu dari pilot dan kopilot mencabut circuit breaker yang terletak di sekitar kursi kemudi.

"Kami kurang bukti, tapi kondisinya mirip dengan itu (pencabutan)," kata dia.

Ada empat circuit breaker yang terletak di kokpit pesawat, dan keempatnya berada di dua Flight Augmentation Computer yang terpisah. FAC pertama terletak di atas kursi pilot, sedangkan FAC kedua ada di belakang kursi kopilot.

Jika pilot cukup tinggi, kata Nurcahyo, dia bisa dengan mudah mencabut circuit breaker tersebut. Sementara untuk mencabut circuit breaker di belakang kursi kopilot harus dilakukan dengan upaya lebih keras.

Perihal pencabutan circuit breaker tersebut, KNKT menegaskan tak bisa memberikan penjelasan memadai. KNKT juga tak mau menyebut kecelakaan QZ8501 disebabkan oleh kesalahan manusia.
AirAsia QZ8501 jenis Airbus A320 hilang kontak di sekitar Selat Karimata pada 28 Desember 2014. Puing-puing pesawat yang membawa 155 penumpang dan tujuh kru itu ditemukan dua hari kemudian di Laut Jawa. (agk)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER