Jakarta, CNN Indonesia -- Anggota Mahkamah Kehormatan Dewan DPR dari Fraksi Partai Akbar Faisal menyatakan saat ini ada pihak yang ngotot menghendaki gelaran sidang etik Ketua DPR Setya Novanto dilaksanakan secara tertutup. Dengan demikian, dia tidak bisa memastikan sidang etik Novanto kali ini digelar terbuka atau tertutup.
"Sebenarnya saat ini pertarungan di dalam MKD sudah tidak ada, yang ada adalah keinginan beberapa pihak agar ini ditutup," ujar Akbar saat ditemui di Gedung DPR, Senin (7/12).
Akbar mengakui, sidang MKD memungkinkan digelar secara tertutup selama didasari pertimbangan kesepakatan dan alasan yang logis. Namun berdasarkan undang-undang persidangan di DPR, kata dia, semua sidang sedianya digelar secara terbuka.
"Kalau saya pribadi helas ingin sidang ini digelar secara terbuka dan digelar sesuai dengan jadwal tanpa ada penundaan-penundaan yang tidak perlu," ujar politikus NasDem itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sidang lanjutan MKD dengan agenda menghadirkan Novantu selaku teradu sedianya digelar pukul 09:00 WIB. Namun Novanto mengirim surat tertanggal 6 Desember 2015, yang isinya meminta MKD mengundur jadwal sidang menjadi pukul 13:00 WIB dengan alasan ada agenda lain yang tidak bisa dia tinggalkan.
Akbar mengaku baru mengetahui permintaan mundur jadwal sidang dari pihak kesekretariatan jenderal DPR melalui pesan singkat yang dia terima. Itu pun tidak disertai alasan maupun penjelasan yang jelas.
"Dan sekarang ini katanya mau rapat internal dulu. Saya tidak mengerti agendanya apa. Tapi ya sudah kita lihat saja dulu," kata Akbar.
Berdasarkan pantauan CNN Indonesia, ruang sidang MKD saat ini kosong tanpa kegiatan. Pimpinan MKD Surahman sempat membuka rapat hanya untuk membacakan surat permohonan pengunduran jadwal sidang dari Novanto, itu pun tidak dihadiri lengkap oleh anggota sidang.
Usai membacakan surat dari Novanto, majelis sidang meninggalkan ruang rapat MKD.
(pit)