Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan menghadiri peringatan 40 tahun penerjunan Satuan Tugas Nanggala V ke Dili, Timor Timur (kini Timor Leste).
Selain Luhut, sekitar 105 anggota satgas yang membuka Operasi Seroja itu juga datang pada acara yang digelar di markas Komando Pasukan Khusus, Cijantung, Jakarta.
Luhut mengatakan, peringatan penerjunan Nanggala V merupakan upaya generasinya memberikan pembelajaran kepada para prajurit muda Kopassus. Segala kekurangan yang Satgas Nanggala hadapi sebelum dan selama Operasi Seroja, menurut Luhut, tidak boleh terulang kembali.
"Sekarang di zaman digital, hal seperti itu tidak akan terjadi, akan lebih manusiawi. Yang kami hadapi tidak manusiawi, ada yang gugur karena perencanaan tidak bagus," ujarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Luhut yang ketika itu masih berpangkat mayor dan menjabat sebagai komandan kompi berkata, reuni angkatan maupun anggota operasi biasa dilakukan di lingkungan militer.
"Ayah teman saya adalah pilot di Jerman. Kawannya 32 orang. Setiap tahun mereka reuni, sampai akhirnya lima tahun lalu tersisa lima orang dan akhirnya tinggal dua," katanya.
Peringatan 40 tahun penerjunan pertama ke Dili itu dihadiri sejumlah petinggi operasi, seperti Komandan Satgas Nanggala V Letnan Jenderal (Purn) Sugito dan Mayor Jenderal (Purn) Ilyas Yusuf.
Beberapa perwira aktif TNI yang datang antara lain Asisten Operasi Panglima TNI Letjen Fransen Siahaan dan Danjen Kopassus Mayjen Muhammad Herindra.
Kala membuka acara, Herindra berkata, peringatan penerjunan Satgas Nanggala V mempunyai makna mendalam bagi para anggota aktif Kopassus. Menurutnya, acara ini efektif mengenalkan jejak prestasi yang pernah diukir para bekas penyandang baret merah.
"Penerjunan Nanggala V merupakan sejarah gemilang pendahulu Kopassus. Kami berjanji akan berbuat lebih baik bagi Kopassus dan tidak akan pernah menyianyiakan apa yang telah dilakukan para pendahulu," tutur Herindra.
(sip)