Kapolri: Kopassus Perlu Latih Brimob Kejar Teroris di Hutan

Resty Armenia | CNN Indonesia
Selasa, 28 Jul 2015 06:37 WIB
Kapolri Jenderal Badrodin Haiti menyatakan Panglima TNI Gatot Nurmatyo sudah menyatakan bersedia memenuhi permintaan ini.
Kapolri Jenderal Badrodin Haiti. (CNN Indonesia/Resty Armenia)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Polri Jenderal Badrodin Haiti menilai personel Korps Brimob Polri perlu mendapat pelatihan dari Komando Pasukan Khusus (Kopassus) mengenai cara bertahan hidup (survival) di hutan dalam rangka mengejar teroris.

"Kami dalam penegakan hukum pengejaran terhadap (kelompok teroris) Santoso yang ada di gunung-gunung dan hutan. Oleh karena itu, kami perlu peningkatan tertentu saja, bagaimana kami bisa survive penjajakan di hutan. Kan enggak bisa anggota Brimob bertahan di hutan," ujar Badrodin di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, kemarin.

Menurut Badrodin, pasukan elit Detasemen Khusus (Densus) 88 yang menjadi ujung tombak penanggulangan terorisme sebenarnya tidak diperuntukkan untuk bekerja di hutan. Ia menuturkan, Densus 88 tidak dilatih untuk bertahan hidup di hutan dalam waktu yang cukup lama.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kan yang di hutan Brimob, cuma kemampuannya yang kurang. Kami harus tingkatkan. Kalau Densus yang disuruh begitu ya susah. Sinyal handphone enggak ada, elektronik enggak ada," kata dia.

Badrodin berpandangan, Kopassus memiliki kemampuan untuk bertahan hidup di hutan yang bisa dibagikan kepada anggota Brimob, sehingga ia meminta item-item materi terkait dengan pelatihan tersebut.

Meski belum dipastikan kapan pelatihan akan digelar, Badrodin berencana untuk mengirimkan dua kompi pasukan Brimob untuk mengikuti pelatihan itu. Ia mengaku tengah menunggu koordinasi dengan bawahannya perihal persiapan anggota dan pelatih yang akan berpartisipasi.

Badrodin mengatakan, dari awal Panglima TNI Gatot Nurmantyo sudah menyatakan bersedia untuk memenuhi permintaannya itu. "Apanya yang dikhawatirkan? Karena mengejar itu tidak cukup baru satu minggu turun, padahal itu pengejaran bisa berpuluh-puluh hari," ujar dia.

Sebelumnya, Badrodin mengirim surat kepada Panglima TNI dengan tembusan KSAD, Irwasum Polri dan jajaran petinggi Polri bernomor B/3303/VII/2015 tertanggal 15 Juli 2015 perihal permohonan mengikutsertakan personel Korps Brimob Polri dalam Diklat Raider TNI AD.

Dalam surat itu, Kapolri meminta agar program latihan dan pendidikan Raider dilakukan tahun anggaran 2015 dan 2016.

TNI sendiri telah membentuk Satuan Komando Operasi Pasukan Khusus Gabungan untuk membantu kepolisian menanggulangi terorisme. Meski demikian, satuan ini juga dipersiapkan untuk menghadapi gerombolan yang berencana melancarkan aksi makar.

Satuan Komando Operasi Pasukan Khusus nantinya akan diisi 90 prajurit khusus. Satuan 81 Penanggulangan Teror Kopassus TNI AD, Denjaka TNI AL, dan Satuan Bravo 90 Korphaskas TNI AU masing-masing akan menerjunkan 30 prajurit terbaik mereka. (hel)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER