Jakarta, CNN Indonesia -- Pimpinan DPR Fadli Zon menghendaki gelaran sidang etika lanjutan koleganya, Setya Novanto, digelar secara tertutup. Mahkamah Kehormatan Dewan dinilai perlu mengajukan uji materiil jika tetap menggelar sidang terbuka.
Menurut Fadli, sidang lanjutan kali ini harus tertutup lantaran Setya selaku pihak teradu dalam posisi sebagai orang yang belum tentu bersalah. Sehingga MKD tidak punya alasan untuk memaksakan kehendak menggelar sidang secara terbuka.
"Kalau mau terbuka ajukan judicial review, karena risikonya ada rahasia negara, kasus susila, urusan rumah tangga diumbar ke publik," kata Fadli di Gedung DPR, Senin (7/12).
Fadli menganggap sidang etik Setya yang digelar di MKD kali ini sarat dengan kepentingan. Politikus Partai Gerindra itu menilai kasus ini tidak lebih dari permintaan seorang petinggi perusahaan swasta untuk menjalin pertemuan dengan Ketua DPR.
Pertemuan obrolan ngalor-ngidul yang kemudian mengarah pada dugaan pelanggaran etik Setya dianggap tidak lebih dari upaya adu domba. Kalaupun benar di balik pertemuan itu ada tindak kejahatan, kata Fadli, pembuktian seharusnya dilakukan di ranah penegak hukum.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita ini jangan melakukan adu domba, jangan diadu domba untuk hal yang tidak ada. Apalagi ujung-ujungnya untuk perpanjangan Freeport," kata dia.
Fadli menilai wajar jika dalam sebuah obrolan ada nama tokoh di luar pertemuan yang tercatut dalam obrolan. Jangankan nama kiai, kata Fadli, Tuhan pun namanya bisa dibawa-bawa dalam obrolan warung kopi.
"Tolonglah masyarakat jangan dibodohi. Bagaimana lembaga tinggi negara kok bisa diintervensi dengan mudah oleh suatu pihak swasta asing. Ini akan menjadi preseden buruk ke depan," kata Fadli.
(pit)