Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengomentari amarah Presiden Indonesia Joko Widodo yang merasa namanya dicatut oleh orang yang diduga adalah Ketua DPR RI Setya Novanto.
Menurut Basuki, sosok Jokowi memang orang yang keras kepala selama menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta pada periode 2012-2014. Namun kekeraskepalaan Jokowi tersebut tentunya sangat beralasan.
"Beliau keras kepala jika berhubungan dengan kepentingan rakyat, misalnya soal APBD," kata Basuki saat ditemui di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (8/12).
Ahok, sapaan Basuki, mengungkapkan bahwa sang presiden memang sangat keras kepala dalam memutuskan sesuatu. Satu pengalaman yang Ahok alami adalah saat pergantian pejabat di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat itu Ahok memberikan saran agar diadakan pergantian jajaran tapi yang ditunjukkan Jokowi adalah keteguhan untuk tidak melakukan pergantian.
"Pak Jokowi itu lebih kepada keras pendirian ya, keras pendirian dalam memegang prinsipnya," kata pria yang sempat menjadi pasangan Jokowi memimpin Jakarta tersebut.
Sebelumnya Jokowi mengatakan tidak menjadi persoalan ketika dia disebut sebagai Presiden koppig, atau keras kepala, seperti yang disebut dalam rekaman mengenai perpanjangan kontrak PT Freeport Indonesia.
Rekaman tersebut memutar pembicaraan yang diduga terjadi antara Ketua DPR Setya Novanto, bos Freeport Maroef Sjamsuddin dan pengusaha Riza Chalid.
"Saya enggak apa-apa dikatain Presiden gila, Presiden sarap, Presiden koppig. Enggak apa-apa. Tapi kalau sudah menyangkut wibawa, mencatut, meminta saham 11 persen, itu yang saya enggak mau. Enggak bisa," kata Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (7/12) malam.
(bag)