Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang pemilih bernama Sri Handayani diketahui mencoblos dua kali di Tempat Pemungutan Suara (TPS). Ia melakukan kecurangan tersebut di TPS 19 dan TPS 20 Desa Wringin Anom dalam Pemilihan Kepala Daerah Situbondo, Jawa Timur, hari ini.
Dari informasi yang dikumpulkan oleh kantor berita Antara, Sri Handayani yang seharusnya mencoblos di TPS 20, kemudian mencoblos kembali di TPS 19 menggunakan kartu undangan milik Sri Indayana. Masalah itu diketahui setelah Sri Indayana -sang pemilik sah suara- saatmendatangi TPS 19 dan disebutkan bahwa kartu suara miliknya sudah dicoblos oleh Sri Handayani.
Sri Handayani memegang undangan milik Sri Indayana diduga karena petugas tidak paham dengan kemiripan nama kedua perempuan itu.
Mendapati kasus itu, KPU bersama panwas, kepolisian dan para saksi pasangan calon mengadakan rapat dan diperoleh keputusan, pencoblosan terus dilanjutkan, namun untuk 139 surat suara yang sudah dicoblos dinyatakan akan dilakukan pemilihan ulang. Sementara sisa 87 surat suara yang dicoblos tetap dilanjutkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketua KPU Situbondo Judo Fadjar Riawan ketika dihubungi Antara belum berrsedia memberikan penjelasan lantaran masih menyelesaikan persoalan tersebut.
Sementara itu gangguan dalam tahapan proses pemilihan suara juga dilaporkan oleh pelaksana pilkada di Kabupaten Keerom, Papua. Proses pemungutan suara di sana, sempat diwarnai sedikit kericuhan.
Menurut laporan yang dibacakan Kapolri Jenderal Badrodin Haiti, kericuhan terjadi saat Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di Keerom dipukul oleh warga yang mempermasalahkan Daftar Pemilih Tetap (DPT) pagi tadi.
"Terjadi pemukulan terhadap Ketua KPPS karena ada warga yang ingin membawa nama-nama yang tidak terdaftar dalam DPT. Telah dijawab oleh KPPS itu bukan kewenangan mereka. Kemudian warga marah akhirnya terjadi pemukulan," ujar Badrodin di Posko Operasi Pengamanan Pilkada Serentak, Mabes Polri, Jakarta.
Laporan pengamanan pelaksanaan Pilkada serentak di Indonesia disampaikan oleh para kepala satuan wilayah kepada Badrodin dan Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan. Laporan tersebut disampaikan melalui telekonferensi yang digelar di masing-masing markas kepolisian atau TPS setempat.
Menurut Badrodin, penyelenggaraan Pilkada serentak pertama di Indonesia dapat dilaksanakan tanpa kendala yang berarti.
"Kecuali ada 5 Pilkada yang ditunda yaitu di Kalimantan Tengah, Kabupaten Simalungun, Kota Pematang Siantar, Kabupaten Fakfak, dan Kota Manado. Semoga penundaan tidak sampai lama supaya bisa dilaksanakan segera," ujarnya.
Hari ini Pilkada serentak dilaksanakan di 246 ribu TPS yang tersebar pada 269 Kabupaten/Kota yang ada di 32 Provinsi. Berdasarkan data dari Komisi Pemilihan Umum, terdapat 100.461.890 warga negara Indonesia yang akan menyumbangkan suara di Pilkada Serentak 2015 ini.
Terdapat juga 192.901 personil kepolisian dan 11 ribu aparat TNI yang mengamankan Pilkada di tempat-tempat tersebut.
(antara/sip)