Jakarta, CNN Indonesia -- Keuntungan yang didapat DKI Jakarta dari pendapatan parkir sepanjang 2015 ternyata mencapai angka Rp 5 miliar. Namun ternyata keuntungan tersebut tidak membuat Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama merasa puas.
Ahok, sapaan Basuki, mengungkapkan bahwa keuntungan Rp 5 miliar tersebut masih jauh dari target dia yang sebenarnya. Padahal, angka tersebut muncul setelah Pemprov DKI menargetkan pendapatan hanya Rp 475 juta.
"Itu masih sangat jauh dari target, harusnya target lebih tinggi dari itu," kata Ahok saat ditemui di Balai Kota DKI Jakarta, kemarin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ahok lantas memberikan contoh dengan parkiran yang ada di dekat Balai Kota, yaitu di Jalan Sabang. Setelah adanya alat parkir meter, penghasilan parkir di lokasi tersebut bisa mencapai Rp 12 juta dalam waktu satu malam saja.
Angka tersebut sangat jauh berbeda dengan sebelum parkir meter dipasang, yaitu hanya Rp 500 ribu semalam. Maka dari itu, dengan adanya parkir meter angka Rp 5 miliar merupakan angka yang terlalu sedikit.
"Kalian hitung saja target parkir kami bisa mencapai Rp 1 triliun," ujarnya.
Untuk bisa mencapai angka tersebut maka tahun depan, dengan menggunakan anggaran yang baru, Ahok akan segera melakukan lelang pembelian parkir meter yang lain.
Nantinya, Ahok menargetkan semua jalan yang biasa dijadikan lahan parkir untuk memasang parkir meter tersebut.
"Kami akan pasang itu di seluruh jalan, makanya akan kami tambah," kata Ahok.
Selain itu, untuk menindak kendaraan yang parkir atau berhenti sembarangan Ahok akan terus menerapkan program pembelian mobil derek. Untuk akhir tahun 2015 saja Pemprov DKI sudah membeli mobil derek tambahan sebanyak 32 untuk menambah armada yang sudah ada sebelumnya.
Terkait dengan parkir tersebut, Ahok agaknya ingin mengurangi penggunaan kendaraan pribadi oleh masyarakat Jakarta. Jika parkir meter semakin banyak maka penggunaan mobil pribadi kemungkinan akan berkurang.
Masyarakat pun akan mulai berpindah haluan dengan menggunakan moda transportasi yang sekarang ada di Jakarta, seperti Transjakarta. Oleh sebab itu, sekali lagi Ahok menekankan bahwa masalah lalu lintas, baik itu soal parkir ataupun kecelakaan bus metromini dan kopaja akan kembali bermuara pada Transjakarta.
Ahok mendesak agar PT Transjakarta untuk mempersiapkan bus sebanyak mungkin untuk mengantisipasi masyarakat Jakarta yang akan berpindah dari kendaraan pribadi ke kendaraan umum.
"Jika sampai akhir tahun anda tak bisa menambah bus maka anda (Direksi PT Transjakarta) akan kami ganti," ujarnya.
Tak lupa, Ahok pun menjalin komunikasi dengan Kementerian Perhubungan agar bus Transjabodetabek bisa dimiliki sepenuhnya oleh Pemprov DKI. Hal tersebut dilakukan agar warga pinggiran Jakarta tidak perlu mengeluarkan uang banyak saat menggunakan moda transportasi itu.
(meg)