Jakarta, CNN Indonesia -- Pernyataan Ketua Umum Partai Golkar versi Munas Bali Aburizal Bakrie (Ical) bahwa Partai Golkar meraih kemenangan sebesar 52 persen pada ajang pemilihan kepala daerah disangkal oleh internal Golkar. Klaim Ical soal kemenangan Golkar di atas 50 persen pada pilkada dinilai bohong.
Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar Sirajuddin Abdul Wahab menyatakan klaim yang disampaikan oleh Ical tersebut sangat keliru dan tidak berbanding lurus dengan data Komisi Pemilihan Umum yang dirilis oleh Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR).
Dalam rilis tersebut diketahui bahwa Partai Golkar dari kedua kubu hanya bisa mencalonkan 116 pasangan calon dari total 269 daerah yang menggelar pilkada. “Bagaimana rumus dan hitungan kemanangan itu bisa 52 persen atau sama dengan 135, Partai Golkar hanya mengusung 116 pasangan calon, terus dari mana muncul angkat itu?” kata Sirajuddin kepada CNN Indonesia.com, Sabtu (12/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Sirajuddin pernyataan Ical tersebut tidak bedanya dengan kebohongan yang tidak sepatutnya dikatakan. “Berhentilah membohongi diri sendiri, apalagi membodohi rakyat dengan klaim-klaim kemenangan yang nol besar itu,” tutur Sirajuddin.
Dia mencontohkan di beberapa daerah Golkar kalah telak seperti di Sulawesi Selatan, yaitu dari 11 pilkada Golkar hanya menang satu daerah dan di Maluku Utara dari delapan pilkada Golkar kalah total.
Kemudian di Jawa Tengah, dari 21 pilkada Golkar hanya menang tujuh daerah dan di NTB dari tujuh pilkada hanya menang tiga daerah. “Menyusul di daerah-daerah lain yang mengalami kekalahan yang tidak jauh berbeda dengan daerah tersebut,” ungkap Sirajuddin.
Ia menambahkan penyebab kekalahan Golkar karena konflik internal yang terjadi selama ini. “Kondisi Partai Golkar yang seperti itu tidak bisa lagi dibiarkan terus menerus larut dalam kubangan konflik,” kata dia.
Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar hasil Munas Bali Akbar Tandjung mengakui kemenangan calon-calon kepala daerah yang diusung partainya pada Pilkada 9 Desember lalu memang tidak sampai 50 persen.
“Menurut catatan saya tidak sampai 50 persen, apalagi di atas 50 persen,” kata Akbar kepada CNN Indonesia.com, Sabtu (12/12).
Akbar mengatakan Ical memang kerap menyebut kemenangan Golkar pada pilkada serentak di atas 50 persen namun pada kenyataannya tidak seperti itu. Meski tidak sampai 50 persen, menurut Akbar, hasil yang diperoleh Golkar secara keseluruhan cukup baik.
Bekas Ketua Umum Partai Golkar itu menuturkan kegagalan Golkar merajai pilkada tidak terlepas dari dualisme kepengurusan. “Penyebabnya konflik di internal Golkar yang terjadi selama ini,” ujar Akbar sembari menyebut wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur dalam pilkada dikuasai oleh PDI Perjuangan.
(obs)