Anggaran Pengadaan Laptop DPRD DKI Capai Rp 1,6 Miliar

Aulia Bintang Pratama | CNN Indonesia
Selasa, 15 Des 2015 17:51 WIB
Nantinya, laptop yang disebut-sebut seharga Rp 10 juta tersebut akan diberikan kepada 106 anggota DPRD DKI.
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DKI Jakarta meminta agar dalam APBD 2016 ada dana yang dialokasikan untuk pengadaan laptop untuk para anggota dewan. (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)
Jakarta, CNN Indonesia -- Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DKI Jakarta meminta agar dalam APBD 2016 ada dana yang dialokasikan untuk pengadaan laptop untuk para anggota dewan. Dalam rinciannya, dana untuk membeli laptop mencapai Rp 1,6 miliar.

Dana tersebut nantinya akan digunakan untuk membeli 106 laptop untuk 106 anggota DPRD DKI. Artinya satu laptop anggota dewan akan berharga Rp 10 juta.

"Kami menganggarkan Rp 10 juta per unit," ujar Sekretaris Dewan DPRD DKI Jakarta Muhammad Yuliadi saat ditemui di gedung DPRD DKI, Selasa (15/12).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sayangnya, Yuliadi belum bisa menentukan laptop seperti apa yang akan dibelikan untuk para anggota dewan. Dia beralasan pembelian laptop tergantung lelang yang dilakukan dalam e-katalog.

Namun begitu, Ketua DPRD DKI Prasetyo Edi Marsudi sempat menunjukkan anggaran tersebut kelak akan dibelikan komputer jinjing keluaran Apple, yakni Macbook.

"Kalau tidak salah yang seperti itu ya (mereknya)," ujar Prasetyo sembari menunjuk Macbook yang ada di ruangannya.

Hanya saja, Prasetyo memiliki pandangan yang sama dengan Yuliadi, yaitu pembelian laptop akan menjadi urusan Unit Pengadaan Layanan Barang dan Jasa Pemprov DKI.

Bagi Prasetyo, laptop yang akan diberikan pada anggota dewan harus diisi dengan dokumen rancangan Peraturan Daerah, Perda, serta dokumen lain yang berhubungan dengan kegiatan legislatif maupun eksekutif.

Sebelumnya Wakil Ketua DPRD DKI M. Taufik sempat mengatakan sudah bukan zamannya lagi anggota dewan bekerja dengan membawa tumpukan kertas.

Taufik menjelaskan para anggota dewan sudah bekerja di dalam gedung yang bernilai miliaran rupiah. Maka dari itu kerja dengan laptop adalah pilihan yang paling pas.

"Sudah tak pantas lagi Ibukota negara bekerja dengan membawa tumpukan lampiran," kata Taufik saat ditemui di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (14/12).



(meg)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER