Pramono Anung: 2015 Tahun Penuh Tantangan Bagi Pemerintah

Resty Armenia | CNN Indonesia
Rabu, 30 Des 2015 22:26 WIB
Pramono Anung menganggap pemerintah menghadapi berbagai tantangan di tahun 2015 ini.
Presiden Jokowi. (CNN Indonesia/Resty Armenia)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sekretaris Kabinet Pramono Anung menganggap pemerintah menghadapi berbagai tantangan di sepanjang tahun 2015.

"Ya, tahun 2015 memang adalah tahun penuh dengan tantangan ya, karena persoalan konsolidasi politik, kemudian juga masih adanya dua kubu di parlemen pada waktu itu, KIH dan KMP," ujar politisi yang akrab disapa Pram ini di Gedung III Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta Pusat, Rabu (30/12).

Tak hanya persoalan politik, Pram menyebut masalah kebakaran hutan dan lahan yang berakibat mengepulnya asap pekat di hampir seluruh wilayah Indonesia selama berbulan-bulan sangat menyita perhatian pemerintah.
Meski demikian, Pram berpandangan bahwa di ujung pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla persoalan utama yang dihadapi justru pada saat perekonomian negara mengalami pantulan (rebound).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi kalau dilihat semester pertama, kuartal pertama itu pertumbuhan ekonomi 4,67 persen, kemudian naik menjadi 4,74 persen, kemudian naik menjadi 4,8 lebih, dan yang terakhir sudah 5 persen. Ini menunjukkan bahwa titik terbawahnya itu sudah dilampaui," katanya.
Apalagi, imbuh Pram, pemerintah telah menjadikan pembangunan infrastruktur sebagai tumpuan dan mengubah pola yang biasanya konsumsi menjadi produksi. Oleh karena itu, ia meyakini bahwa di tahun 2016 perekonomian bisa menjadi lebih baik dibanding tahun ini.

"Kami meyakini tahun 2016, mudah-mudahan, ekonominya menjadi lebih baik. Hal itu terindikasi dari sekarang, misalnya, kebutuhan semen yang sekarang ini mengalami kekurangan karena kebutuhan untuk membangun infrastruktur itu luar biasa, termasuk baja, dan sebagainya," ujarnya.

Reshuffle Kabinet I Stabilkan Ekonomi

Politisi Partai Demokrasi Indonesia itu menilai bahwa setelah dilakukannya perombakan (reshuffle) kabinet jilid I pada Agustus lalu, ada delapan paket kebijakan ekonomi yang ternyata, menurut masyarakat, telah mampu menstabilkan perekonomian negara.

"Setelah reshuffle kabinet pada Agustus, ada delapan paket kebijakan yang ternyata bisa menstabilkan ekonomi kita dan membuat Indonesia menjadi tempat investasi yang menarik di dunia usaha," katanya.

Pram pun menyimpulkan, persoalan stabilisasi politik berjalan relatif stabil pada 2015, meskipun ada beberapa kegaduhan di parlemen terkait bermacam hal. "Tetapi dilihat secara nasional politik relatif stabil," ujarnya. (bag)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER