Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol Anton Charlyan mengatakan, pihaknya masih mendalami kasus terompet berbahan sampul Alquran. Saat ini kepolisian belum menemukan unsur kesengajaan pelecehan agama dalam kasus tersebut.
"Sementara ini belum ada kesengajaan bahwa itu pelecehan agama, hanya karena memang bisnis saja. Mungkin dianggapnya (sampul Alquran) bagus, ya sudah dia tidak berpikir lebih jauh," kata Anton di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (30/12).
Anton menuturkan, terompet itu diedarkan oleh penyalur berinisial HN. Sedangkan HN mengambil bahan terompet dari seorang pengepul kertas berinisial JW.
"Tetapi pada dasarnya memang kertas itu adalah kertas-kertas bekas, jadi kertas sampah," ujar Anton.
Sementara JW mengambil sampul Alquran dari salah satu pabrik di Wonogiri Jawa Tengah. Pengepul kertas itu membeli sampul Alquran secara borongan. Jumlahnya 2,3 ton kertas. Anton tidak menyebut nama pabrik tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari PT itu (sampul Alquran) bisa keluar, kemungkinan dari orang gudang mungkin teledor dia jual saja," ujarnya.
Anton mengatakan, polisi sudah menyita terompet berbahan sampul Alquran di 21 supermarket.
Sejauh ini pihak kepolisian belum melakukan koordinasi secara resmi dengan kementerian agama. Setelah polisi memperoleh hasil pemeriksaan, lanjut Anton, pihaknya akan berkoordinasi dengan kementerian agama.
Menurutnya, kementerian agama bisa saja memberikan rekomendasi. Namun polisi masih harus merumuskan apakah ada unsur kesengajaan dalam pembuatan terompet tersebut. "Sekarang semuanya sedang kami dalami, sedang kami periksa," ujarnya.
(bag)