Meski Belajar Lebih Lama, Nilai Siswa Indonesia Tetap Rendah

Yohannie Linggasari | CNN Indonesia
Jumat, 08 Jan 2016 07:39 WIB
Durasi belajar siswa Indonesia tak sebanding dengan nilai yang mereka peroleh jika dibandingkan dengan negara maju seperti Singapura atau Finlandia.
Meski belajar lebih lama, nilai yang didapatkan pelajar Indonesia lebih rendah dibandingkan pelajar negara maju. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Bidang Perbukuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Supriyatno menilai waktu belajar siswa Indonesia terlalu lama. Kendati demikian, ia mengatakan kebijakan soal waktu belajar siswa di sekolah belum bisa direvisi saat ini.

"Durasi belajar siswa Indonesia termasuk yang terpanjang bila dibandingkan dengan negara maju seperti Finlandia dan Singapura. Di negara itu, jam mata pelajaran Matematika, misalnya, maksimal hanya  45 menit per sesi, sementara di Indonesia ada yang sampai 90 menit," kata Supriyatno saat ditemui di Kemendikbud, Jakarta, Kamis (7/1).

Meskipun belajar lebih lama, Supriyatno mengatakan nilai yang diperoleh siswa Indonesia ternyata jauh di bawah negara-negara tersebut. Oleh karena itu, ia menilai jam belajar yang lama tersebut tidak sebanding dengan hasilnya.

"Soal lama waktu belajar sebenarnya sudah jadi perhatian kami. Namun, untuk saat ini belum bisa kami revisi. Mungkin pada tahun selanjutnya," ujarnya.

Pengamat pendidikan Doni Koesoema juga menilai jam belajar siswa Indonesia terlalu lama. Bukan hanya itu, materi pelajarannya pun dinilai sangat sulit sehingga kerap membuat siswa tertekan. Akibatnya, siswa menjadi tidak suka sekolah dan benci belajar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dalam Kurikulum 2013, siswa Indonesia selesai sekolah pukul 15.00 WIB, ketika sampai rumah sudah pukul 17.00 WIB. Kalau ada kegiatan ekstra kurikuler, siswa bisa pulang malam," kata Doni.

Menurutnya, jam sekolah yang ideal adalah pukul 07.00 hingga pukul 13.00, termasuk waktu istirahat. Dengan begitu, siswa belajar selama lima jam setiap harinya.

Dalam laporan Program Penilaian Pelajar Internasional (PISA) terbaru, Indonesia berada di posisi lebih rendah dibanding semua negara yang berpartisipasi, kecuali Peru dalam hal matematika dan sains. Selain itu, Indonesia juga merupakan negara kelima dari bawah dalam hal membaca.
 
Dalam pelajaran matematika, laporan itu mengungkapkan bahwa tiga perempat dari siswa berada dalam atau di bawah acuan terendah. (sur)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER