Polisi Bantah Targetkan Satu Saksi Usut Kasus Mirna

Joko Panji Sasongko | CNN Indonesia
Rabu, 13 Jan 2016 13:47 WIB
Seorang saksi yang merupakan rekan korban diduga mengetahui penyebab kematian korban. Namun, polisi bantah memfokuskan pemeriksaan ke saksi tersebut.
Tim penyidik Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (INAFIS) dibantu karyawan cafe melakukan prarekonstruksi di Olivier Cafe Grand Indonesia, Jakarta, Senin (11/1). (CNN
Jakarta, CNN Indonesia -- Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Khrisna Murti bantah memfokuskan penyelidikan hanya ke satu saksi teman korban Wayan Mirna Salihin (27). Saksi tersebut diduga mengetahui dan bertanggungjawab atas kematian Mirna.

"Semua kami periksa, suaminya, keluarga, temannya, pembantunya. Jadi enggak bisa ke satu orang saja," ujar Krishna di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (13/1).
Krishna mengatakan tidak mau mengambil kesimpulan terlalu dini sebelum bukti meninggalnya Mirna lengkap. Sebabnya, penyidik berencana untuk memanggil kembali para saksi untuk memberikan keterangan dalam berita acara pemeriksaan (BAP).

Krishna mengatakan pemeriksaan terhadap para saksi akan dilakukan dalam beberapa hari ke depan. Hal itu dikarenakan penyidik baru memberikan surat pemanggilan kepada seluruh saksi untuk proses BAP.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kurang lebih pemanggilan tiga hari. Semua diperiksa tidak hanya satu orang. Kalau yang kemarin terhadap beberapa orang baru interview dan interogasi saja," ujar Krishna.
Lebih lanjut, Krishna mengungkapkan penyidik masih menunggu hasil uji laboratorium forensik terhadap sejumlah barang bukti dan autopsi jenazah Mirna. Hasil uji tersebut, kata Krishna, akan membantu penyidik untuk menemukan titik terang dari kasus meninggalnya Mirna.

"Jadi yang resminya belum keluar. Kami menunggu resminya dari lab forensik," ujar Krishna.

Sementara itu, Krishna menegaskan penyidik belum bisa memastikan kandungan zat yang terdapat di beberapa organ dalam tubuh Mirna. Krishna meminta semua pihak bersabar menunggu hasil laboratorium forensik, meski Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Metro Jaya Komisaris Besar Musyafak mengatakan bahwa zat tersebut adalah zat korosif yang diduga jenis sianida.

"Nanti kami tanyakan pada ahlinya," ujar Krishna.

Sebelumnya, Mirna bersama dua rekannya, J dan H bertemu di Olivier Cafe, Grand Indonesia Mall, Thamrin, Jakarta, Rabu (6/1) lalu. J yang datang lebih awal langsung memesankan es kopi Vietnamese untuk Mirna.

Minuman Mirna tersebut datang sekitar 40 menit setelah minuman J dan H. Namun, baru satu sedotan meminum minuman tersebut, Mirna merasa sakit dan kemudian kejang-kejang hingga mengeluarkan buih dari mulutnya. Dalam kondisi tersebut, Mirna berkali-kali berkata "its awful, its so bad".

Mirna lantas dilarikan ke klinik yang berada di area mal untuk mendapatkan pertolongan pertama. Tidak lama berselang, Mirna kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Abdi Waluyo, Jakarta Pusat, untuk mendapatkan penanganan yang lebih intensif.

Namun nahas, setibanya di RS, Mirna telah dinyatakan meninggal dunia oleh dokter. Mirna kemudian disemayamkan di Rumah Duka Dharmais, Jakarta Barat, sebelum dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Gunung Gadung, Bogor, Minggu (10/1). (utd)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER