Kondisi Rais Korban Teroris Thamrin Masih Koma

Yohannie Linggasari | CNN Indonesia
Jumat, 15 Jan 2016 21:25 WIB
Rais, yang merupakan kurir Bank Bangkok, tertembak di tengah perempatan Sarinah. Dia sempat dikira teroris namun akhirnya dibawa polisi ke Rumah Sakit.
Rais tergeletak di perempatan Sarinah, Thamrin. (REUTERS/Darren Whiteside)
Jakarta, CNN Indonesia -- Istiqamah Yusuf (35) baru saja menjenguk keluarganya, Rais (37), yang merupakan korban serangan teroris di kawasan Sarinah, Thamrin, kemarin. Ia mengatakan saat ini kondisi Rais masih koma lantaran tembakan peluru di bagian pelipis kirinya.

"Sekitar pukul 16.00 WIB, denyut nadinya sempat tidak ada. Sempat pendarahan dan sampai sekarang masih pakai ventilator," kata Istiqamah usai menjenguk di Rumah Sakit (RS) Abdi Waluyo, Menteng, Jakarta, Jumat (15/1).

Ia mengatakan sebuah peluru yang bersarang di pelipis Rais sudah dikeluarkan. Saat ini Rais dijaga oleh keluarganya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Istiqamah bercerita bahwa saat kejadian, Rais berada di kerumunan manusia yang tengah mencari tahu soal ledakan bom pertama di kawasan Thamrin. Di tengah kerumunan itulah, pelaku teror menembakkan pelurunya dan ternyata menyasar ke Rais.

Ia pun tergeletak kritis di tengah jalan Thamrin. Fotonya sempat beredar di media sosial saat berita awal serangan terorisme tersebut mencuat. Rais merupakan pria berbalut baju dan celana hitam yang terkapar di tengah jalan.

Sempat ada berbagai dugaan soal profesinya, mulai dari asumsi bahwa ia merupakan wartawan kontributor sebuah media nasional hingga sekuriti kedai kopi Starbucks. Polisi pun mengeluarkan pernyataan bahwa ia merupakan sekuriti Starbucks.

"Namun, yang benar, Rais adalah kurir Bank Bangkok. Kami sebagai keluarga juga ingin meluruskan bahwa Rais adalah warga biasa, dia tidak terlibat organisasi terorisme," kata perempuan yang merupakan sepupu dari istri Rais tersebut.

Sempat Ingin Ditolong Adik

Istiqamah juga bercerita bahwa adik Rais yang bernama Rahmat juga berada di kawasan kejadian teror. Rahmat yang juga bekerja di Bank Bangkok melihat Rais tergeletak di jalan dengan luka tembak dan sempat ingin menolong.

"Dia minta tolong ke polisi, tetapi enggak ada yang bisa menolong saat itu," kata Istiqamah.

Begitu polisi ambil kendali, Rahmat dan warga lainnya diminta menyingkir demi keselamatan.

Setelah beberapa lama, Rahmat kembali lagi ke sekitar lokasi dan melihat kakaknya sudah tidak ada lagi di lokasi kejadian. Ia pun menduga bahwa kakaknya sudah dibawa oleh polisi.

"Saat itu Rahmat benar-benar tidak tahu Rais dibawa ke mana. Dia sempat menyusuri RS satu demi satu untuk mencari Rais. Dia pun enggak tahu harus bertanya ke siapa," ujar Istiqamah.

Setelah berkeliling, Rahmat pun akhirnya menemukan bahwa Rais dirawat di RS Abdi Waluyo. "Saat ini, Rais dijaga oleh istrinya, Rahmat, serta adik perempuannya yang bernama Eva. Rais adalah anak pertama," kata Istiqamah.

Saat ditemui di RS Abdi Waluyo, Rahmat terlihat lelah dan hanya sedikit berkomentar. Namun, ia sempat menyatakan sangat menyesal tidak bisa berbuat banyak kemarin.

"Saya sangat menyesal dan masih merasa bersalah tidak dapat menolong kakak saya. Kejadian ini membuat saya trauma," kata Rahmat singkat.

Seperti diberitakan sebelumnya, empat ledakan terjadi di kawasan Thamrin, Jakarta, sekitar pusat perbelanjaan Sarinah kemarin. Dua orang korban tewas dan puluhan lainnya luka-luka akibat ledakan dan baku tembak. Adapun, lima orang teroris juga dinyatakan tewas.

Kelompok teror Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) sudah mengklaim bertanggungjawab atas serangan tersebut. Polisi juga menduga serangan memang dilakukan kelompok militan tersebut. Di balik teror ini, polisi menduga ada seorang warga Indonesia bernama Bahrun Naim yang mengendalikan gerakan dari Suriah.

Pemerhati terorisme Muhammad Jibriel Abdul Rahman, mengatakan figur pria penembak tersebut adalah Afif alias Sunakim yang berasal dari Sumedang, Jawa Barat.

Sunakim yang berusia sekitar 32 tahun, kata Jibriel, merupakan anak didik langsung Sulaiman Aman Abdurahman -orang yang mengklaim sebagai amir Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Asia Tenggara.

"Afif adalah tukang urut Aman Abdurahman. Dia pernah dipenjara karena kasus teror di Aceh selama tujuh tahun di LP Cipinang,” kata Jibriel kepada CNNIndonesia.com, Kamis (14/1). (utd)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER