Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Ade Komarudin membela Fahri Hamzah, koleganya sesama pimpinan DPR yang menolak pemeriksaan ruangan fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) oleh penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bersama petugas Brimob yang menenteng senjata laras panjang.
Menurut Ade, wajar jika Wakil Ketua DPR dari Fraksi PKS tersebut beradu mulut dengan pimpinan Satuan Tugas KPK HN Christian.
“Pak Fahri harus menjaga kehormatan Dewan yang merupakan representasi masyarakat Indonesia, lembaga demokrasi. Kami tidak mau lembaga ini diintervensi, pakai senjata,” ujar Ade di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, kemarin petang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Usai berbicara dengan Fahri, Ade mengaku langsung berkoordinasi dengan pihak kepolisian. Ia juga berencana untuk membahas soal pencegahan korupsi di parlemen dalam rapat pimpinan (rapim) dewan dan fraksi selanjutnya.
Pria yang menduduki kursi Ketua DPR usai ditinggalkan Setya Novanto tersebut mengaku kaget ketika mengetahui KPK datang untuk menggeledah gedung wakil rakyat dengan membawa serta aparat bersenjata lengkap.
"Silakan mau geledah, tapi jangan bawa senjata, seperti mau memberantas teroris," katanya.
Ade berpendapat, prosedur penggeledahan memang harus dijalankan, namun seluruh pihak juga harus menghargai hubungan antarlembaga. Dia menegaskan, sebagai pimpinan legislatif, ia berkomitmen kuat untuk memberantas korupsi, termasuk di DPR yang saat ini dicap kurang bagus oleh masyarakat.
"Tapi hubungan lembaga demokrasi kita, konsolidasi kita harus berjalan," ujarnya.
Kemarin, Fahri terlibat adu mulut dengan Christian karena tidak terima Satgas KPK membawa serta petugas Brimob yang dipersenjatai senapan laras panjang. Wakil Ketua DPR itu mengingatkan tentang larangan dibawanya senjata api di kawasan parlemen.
Nada-nada tinggi dilontarkan Fahri Hamzah dan satgas penyidik KPK. Fahri sempat memanggil Kepala Pengamanan Dalam DPR RI untuk mengeluarkan Brimob dari Fraksi PKS. Namun Satgas KPK berkeras mempertahankan petugas Brimob dan laras panjangnya.
"Kami yang meminta Brimob. Silakan kalau mau komplain. Ini tugas kami. Surat tugas sudah diserahkan ke MKD, biro hukum dan Setjen," ujar Christian di ruang Fraksi PKS, Jakarta.
"Ini tugas saya. Disini tidak boleh bawa laras panjang. Ini rumah tangga kami. Mana Pamdal disini ada pengamanan," tantang Fahri Hamzah.
(gen)