Afif Hendak Meledakkan Bom Besar Saat Ditembak Polisi

Rinaldy Sofwan Fakhrana | CNN Indonesia
Senin, 18 Jan 2016 15:39 WIB
Ajun Kombes Untung Sangadji melihat tangan Afif memegang tombol detonator. Dia langsung menembak. Jika meledak, bom Afif itu berkekuatan 10 kali granat.
Afif ditembak polisi yang melihatnya menggenggam detonator. (REUTERS/Veri Sanovri/Xinhua)
Jakarta, CNN Indonesia -- Salah satu pelaku teror Jakarta, Sunakim alias Afif, sudah hendak meledakkan bom besar ketika dilumpuhkan oleh polisi. Hal tersebut diceritakan Ajun Komisaris Besar Untung Sangadji, petugas yang berhadapan langsung dengan teroris tersebut.

"Ketika saya lihat tangannya memegang tombol (detonator), saya langsung tembak tangannya," kata Untung di Markas Besar Polri, Jakarta, Senin (18/1).

Menurut Untung, dia tidak tahu siapa orang yang ditembaknya itu. Orang itu, kata Untung, mengenakan topi hitam, kaos biru, dan ransel merah seperti Afif yang fotonya tertangkap oleh wartawan.
Saat itu Afif sedang bersembunyi di balik mobil putih yang berada di pelataran parkir Starbucks Gedung Cakrawala. Kejadian itu juga sempat terekam dalam beberapa video amatir.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bom yang hendak diledakkan Afif saat itu jauh lebih besar daripada bom yang sudah meledak sebelumnya. "Mungkin kekuatannya 10 kali granat, dan serpihannya bisa jauh sekali," kata Untung.

Ia menegaskan, Afif tidak tewas karena bom bunuh diri, tapi karena bom lempar yang belum sempat dia lepaskan. Ketika hendak melemparkan bom itu ke arah polisi, peluru lebih dulu menerjangnya.

"Mungkin dia kaget terkena tembak. Pak Ipda Tamat menembak dia di kaki, saya menembak dia lewat jendela mobil. Bom terjatuh dari tangannya dan meledak," kata Untung.
Pengamat terorisme dari media Arrahmah, Muhammad Jibriel Abdul Rahman, menduga Afif melakukan aksi Teror di Thamrin atas inisiatif sendiri. Menurut Jibriel, Afif pernah membuat status berisi kebencian terhadap polisi.

“Tiga bulan lalu Afif bikin status. Mengekpresikan kebencian terhadap polisi. Besar kemungkinan teror di Thamrin inisiatif Afif sendiri,” kata Jibriel kepada CNNIndonesia.com, Senin (18/1).

Dari perbincangan dengan teman-teman yang mengikuti kasus teror di Thamrin, Jibriel menduga garis komando aksi teror bukan ada pada Bahrun Naim seperti semula disebutkan polisi.

Bahrun yang awalnya diduga menjadi otak perencanaan teror memang pernah masuk ke dalam kelompok Aman Abdurahman yang diklaim sebagai amir Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) Asia Tenggara. Namun karena berbeda pandangan, kata Jibriel, Bahrun memilih keluar dari kelompok tersebut.
Afif sendiri, kata Jibriel, terbukti bisa bertahan di lapangan. Apalagi pria asal Subang, Jawa Barat, itu juga pernah menjalani masa tahanan di Lembaga Pemasyarakatan Cipinang atas kasus mengikuti pelatihan teror di Jantho, Aceh.

Sejak awal kejadian teror Jakarta, kata Jibriel, dia sudah menduga Bahrun bukan dalangnya. “Saya pernah mengikuti perdebatan soal khilafah ISIS yang melibatkan Bahrun. Ia adalah figur orang yang menghormati orang lain. Beliau (Bahrun Naim) bukan dalang pelaku teror di Thamrin,” ujar Jibriel yang sempat kenal dekat dengan Bahrun.

Kronologi versi Untung

Berdasarkan kesaksian Untung yang ada di lokasi kejadian, serangan teror baru dia sadari ketika bom meledak di pos polisi persimpangan Sarinah, Thmarin. Saat dia hendak mengecek lokasi ledakan, ratusan warga sudah berlarian ke jalanan.

Saat itu, kata Untung, warga malah sibuk berfoto-foto. Tanpa diduga, suara ledakan terdengar dari depan Starbucks dan seorang berbaju hitam –yang belakangan diketahui sebagai Rais, satpam Bangkok Bank– tergeletak di tengah jalan.
Selanjutnya, dua pelaku, yang salah seorangnya adalah Afif, kemudian bergerak ke arah Starbucks. Ketika Untung mengikuti gerakannya, baru ia tahu kafe tersebut sudah lebih dulu tkena ledakan.

Di sanalah baru terjadi baku tembak dengan anggota kepolisian. Teroris juga sempat melemparkan bom rakitan ke arah petugas. Di situ pula bom yang berada di tangan Afif akhirnya meledak.

Total delapan orang tewas akibat peristiwa ini. Empat orang di antaranya adalah pelaku teror.

[Gambas:Video CNN] (agk)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER