Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan membantah kepolisian lamban menangkap terduga gembong teroris Santoso alias Abu Warda.
Luhut berkata, sebelum aksi teror di Jakarta terjadi Kamis (14/1) lalu, Polri terus berupaya melumpuhkan kelompok radikal yang dipimpin Santoso.
"Kan sedang ada operasi di Poso dan penanggulangan unsur-unsur Santoso. Jadi operasi di sana tidak ada urusannya dengan insiden kemarin. Itu kebetulan saja terjadi bersamaan," ucapnya di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Senin (18/1).
Diberitakan sebelumnya, sehari setelah aksi teror di Jakarta, personel Polri dan TNI yang beroperasi bersama di Pegunungan Ineba, Desa Tounca, Kabupaten Poso, berkontak senjata dengan sekelompok orang yang diduga berafiliasi dengan Santoso.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seorang pria berambut panjang yang tewas dalam baku tembak itu disebut sejumlah kalangan sebagai Santoso. Namun hal tersebut dibantah Kepala Operasi Daerah Tinombala sekaligus Wakil Kepala Polda Sulawesi Tengah, Komisaris Besar Leo Bona Lubis.
"Kami sudah pastikan bahwa pelaku yang kami lumpuhkan dan meninggal dunia tersebut bukan Santoso. Kami sudah mendapatkan inisialnya yaitu R dan berasal dari luar Sulawesi," ujar Leo," ujarnya, Minggu (17/1) kemarin.
Leo berkata, hasil pemeriksaan sementara menunjukkan, tidak ada kesamaan ciri-ciri fisik antara jenazah R dan Santoso.
Panglima Komando Daerah Militer Wirabuana Mayor Jenderal Agus Surya Bakti saat dihubungi CNNIndonesia.com enggan berbicara banyak tentang Operasi Tinombala yang masih dilakukan institusinya dan kepolisian.
Agus hanya berkata, TNI masih terus membantu operasi yang dikoordinasikan Polri itu.
(bag)