Delapan dari 13 Orang yang Ditangkap Terkait Ledakan Thamrin

Rinaldy Sofwan Fakhrana | CNN Indonesia
Senin, 18 Jan 2016 21:25 WIB
Saat ini, polisi masih terus melakukan pemeriksaan untuk mengetahui siapa yang berperan menyurvei lokasi, merekrut, merakit bom hingga melatih para pelaku.
Dari 13 orang yang diamankan pihak kepolisian, delapan di antaranya diduga terkait langsung dengan aksi teror yang terjadi di Jalan MH Thamrin pekan lalu. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pasca teror di Jalan MH Thamrin pada Kamis pekan lalu, kepolisian hingga hari ini telah menangkap 13 orang yang diduga terkait dengan serangan teror tersebut. Dari belasan orang yang diselidiki itu, polisi memastikan delapan orang di antaranya memiliki kaitan dengan para pelaku.

"Hanya delapan orang yang kami duga terkait dengan aksi bom Thamrin. Sisanya tidak," kata Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Inspektur Jenderal Anton Charliyan di Markas Besar Polri, Jakarta, Senin (18/1).

Dari delapan orang tersebut, kata Anton, tiga ditangkap di Cirebon, Jawa Barat; dua di Indramayu, Jawa Barat; satu satu di Balikpapan, Kalimantan Timur; dan dua di Tegal, Jawa Tengah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dari delapan yang terkait, sekarang ini kami masih memilah-milah perannya. Mana yang survei, mana yang merekrut, mana yang ikut membuat bom, mana yang melatih," ujar Anton.

Sementara empat orang yang ditangkap di Jawa Barat, yakni dari Bekasi dan Cipacing, tidak berhubungan langsung dengan pelaku teror di Sarinah. Namun, keempat orang itu akan dijerat untuk kasus kepemilikan senjata ilegal.

Saat melakukan operasi, polisi menemukan sembilan pucuk senjata api laras pendek dan enam buah magazen.

Selain melakukan penangkapan, Kepolisian juga telah meminjam empat orang tahanan dari Lembaga Pemasyarakatan Tangerang, kemarin. Mereka dimintai keterangan terkait kasus itu.

Hanya saja, Anton enggan menyebut identitas para pelaku, baik terkait peristiwa teror maupun kepemilikan senjata.

Kepolisian menduga kuat peristiwa teror yang memakan delapan korban jiwa ini disetir oleh warga Indonesia yang berada di Suriah, Bahrun Naim. Dia disebut sebagai petinggi kelompok teror Negara Islam Irak dan Suriah.

Namun, pengamat terorisme Muhammad Jibriel Abdul Rahman berkata sebaliknya. Dia justru menduga dalang dibalik teror tersebut adalah Santoso atau Aman Abdurrahman.

Santoso diketahui sebagai pemimpin kelompok teroris di Poso yang selama ini menyebut dirinya amir Mujahidin Indonesia Timur. Sementara Aman adalah terpidana terorisme yang kini mendekam di Lembaga Pemasyarakatan Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.

Jibriel mengaku tahu Bahrun Naim melalui perdebatan soal ISIS yang melibatkan Bahrun. Ia mengenal Bahrun sebagai sosok menghormati orang lain.

"Beliau (Bahrun Naim) bukan dalang pelaku teror di Thamrin," kata Jibriel kepada CNNIndonesia.com, kemarin. (meg)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER