Narkoba Beredar di Pinggir Sungai, Ahok Minta Rumah Dibongkar

Aulia Bintang Pratama | CNN Indonesia
Selasa, 19 Jan 2016 17:10 WIB
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan kawasan kumuh seperti itu memang rawan menjadi lokasi peredaran narkoba.
Gubernur DKI Jakarta Ahok. (CNN Indonesia/Resty Armenia).
Jakarta, CNN Indonesia -- Peredaran narkoba di DKI Jakarta yang berujung pada tindak anarkis para pelaku pada polisi mendapat perhatian serius dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Apalagi, kejadian anarkis tersebut terjadi di kawasan kumuh di pinggir Sungai Ciliwung.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan kawasan kumuh seperti itu memang rawan menjadi lokasi peredaran narkoba.

"Kawasan kumuh seperti itu memang selalu menjadi masalah, itu juga pasti bangunan liar," kata Basuki saat ditemui di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (19/1).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak mau peredaran narkoba terus terjadi di pinggiran sungai di Jakarta, Ahok, sapaan Basuki, berkukuh agar kawasan tersebut harus dibongkar.
Selain karena jadi tempat peredaran narkoba, lokasi yang dekat dengan bantaran sungai menjadi alasan lain kenapa itu harus dibongkar.

"Saya ingin mendorong agar semua kawasan pinggir sungai untuk dibongkar, jika masih di bantaran sungai akan kami bongkar," kata Ahok.

Sebelumnya Polda Metro Jaya dan Tim Search and Rescue (SAR) berhasil menemukan anggota Unit Narkoba Kepolisian Sektor Senen, Brigadir Kepala Taufik Hidayat yang melompat ke kali Ciliwung usai diserang warga saat sedang melakukan penangkapan terhadap tersangka narkoba di kawasan Berlan, Matraman, Jakarta Timur, kemarin.

"Jam 14.00 telah ditemukan mayat mengambang atas nama Taufik Hidayat. Korban ditemukan sudah meninggal dunia." ujar Kepala Sub Bagian Hubungan Masyarakat Kepolisian Resor Jakarta Timur, Komisaris Husaima dalam pesan singkat kepada media, Selasa (19/1).
Berdasarkan informasi yang dihimpun, jenazah Bripka Taufik ditemukan mengambang di kali Jalan Dipo Jati Baru, Cideng, Gambir, Jakarta Pusat, setelah melompat dari kali yang berada di sekitar Jalan Slamet Riyadi, Matraman, Jakarta Timur.

"Sementara jenazah korban telah dievakuasi," ujar Husaima.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Krishna Murti menjelaskan kejadian penyerangan terhadap polisi bermula dari tindak pengembangan kasus penyalahgunaan narkoba yang sedang ditangani oleh Polres Jakarta Pusat.
Saat ditangkap, tersangka yang berjumlah dua orang kemudian teriak dan meminta pertolongan warga karena mengatakan anggota polisi adalah maling.

"Saat dilakukan penangkapan itu, si pelaku dan anak pelaku teriak-teriak kemudian mengundang para warga," ujar Krishna.

Akibat teriakan tersebut, sejumlah warga yang dipersenjatai senjata kemudian melakukan penyerangan terhadap para polisi. Polisi yang kalah jumlah kemudian berusaha menyelamatkan diri dengan melompat ke sungai. (bag/bag)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER