Jakarta, CNN Indonesia -- Sahabat Wayan Mirna Salihin, Jessica Kumala Wongso, membuang celana panjangnya yang dipakai ke Restoran Olivier Grand Indonesia Shopping Town untuk bertemu Mirna dan Hani. Celana itu, kata Yudi Wibowo Sukinto selaku pengacara Jessica, bukan tanpa alasan dibuang.
“Pembantu Jessica tanya, ‘Dibuang ya Non, ini kan sobek enggak bisa dijahit.’ Jessica jawab ‘Ya terserah’,” kata Yudi di Markas Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, semalam, usai pemeriksaan maraton terhadap kliennya oleh penyidik.
Yudi mengatakan, celana Jessica robek saat dia membantu membawa Mirna ke Rumah Sakit Abdi Waluyo, Menteng, Jakarta Pusat, sekitar pukul 22.00 WIB, Rabu 6 Januari. Mirna dibawa ke RS karena kolaps dan kejang usai menyesap satu sedot es kopi vietnam di Restoran Olivier.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Celana panjang Jessica itu sempat dicari penyidik saat menggeledah rumahnya di Sunter Icon, Jakarta Utara. Dari rumah Jessica, penyidik membawa sejumlah barang pribadi.
“Baju yang terlihat di CCTV, beberapa obat sakit leher berupa kaplet, obat tidur, laptop, kartu kredit, tabungan. Celananya juga dicari tapi karena sudah diambil tukang sampah ya enggak ketemu,” ujar Yudi.
Menurut Yudi, saat itu polisi pun bertanya kepada pembantu Jessica soal celana panjang itu. “Dikira dibuang karena ada sesuatu kali,” kata dia.
Penyidik, ujar Yudi, saat itu mengecek kemungkinan Jessica membeli sianida. “Diperiksa mungkin enggak beli sianida.” (Simak terus Fokus:
SIAPA TERSANGKA KASUS MIRNA?)
Yudi bercerita, Jessica dan Mirna merupakan teman sekampus saat mereka berkuliah di Billy Blue College of Design, Sydney, Australia. Jessica lulusan desain grafis dari kampus itu.
Menurut Yudi, Jessica tinggal di Australia sejak 2008 dan selama itu jarang pulang ke Indonesia sebab orang tuanya pun menetap di Australia sejak 2005.
Pertemuan terakhirJessica baru pulang ke Indonesia pada 5 Desember 2015 untuk mencari pekerjaan. “Dia mungkin karena merasa desainer grafis lebih banyak dibutuhkan di Indonesia ketimbang di Australia,” ujar Yudi.
Saat itulah dia, Mirna, dan Hani saling komunikasi dan membuat janji untuk bertemu.
Pertemuan pertama Jesssica dan Mirna di Indonesia, kata Yudi, berlangsung tanggal 12 Desember 2015. Saat itu Mirna bersama suaminya. Mereka bertiga bertemu di sebuah restoran.
Pertemuan pertama berlanjut dengan pertemuan kedua yang berlangsung di Restoran Olivier. Semula mereka akan bertemu berempat, bersama kawan-kawan mereka. Namun salah satu tidak bisa datang karena masih bekerja.
Olivier, menurut Yudi, merupakan tempat yang ditentukan oleh Mirna, bukan Jessica. “Katanya Mirna biasa nongkrong di situ. Jessica enggak tahu tempat-tempat di Indonesia.”
Di Olivier, Jessica tiba lebih dulu dibanding Mirna dan Hani. Ia tiba diantar sang ayah dua jam sebelum waktu yang ditentukan untuk bertemu.
Jessica lalu memesankan minuman es kopi vietnam untuk Mirna sesuai permintaan Mirna, dan cocktail serta fashioned fazerac untuk dia dan Hani.
Namun es kopi vietnam itu ternyata menewaskan Mirna. Hasil uji laboratorium forensik Mabes Polri menunjukkan kopi itu positif dibubuhi racun sianida.
Hari ini, Rabu (20/1), polisi berencana menetapkan tersangka dalam kasus ini.
(agk)