Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Sosial menanggung kebutuhan 1.119 orang anggota Gerakan Fajar Nusantara yang saat ini ditampung di Detasemen Perbekalan dan Angkutan Kodam XII/Tanjung Pura, Pontianak, Kalimantan Barat. Kemensos juga akan mendata mereka yang kebanyakan berasal dari Jawa Tengah dan Jawa Timur ini.
"Kami akan identifikasi sebenarnya mereka tahu tidak risiko bergabung dengan organisasi yang tidak legal seperti ini. Kami sudah kirimkan tim untuk mengkaji ke sana," kata Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa saat ditemui di gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Jakarta, Rabu (20/1).
Menurutnya, para pengikut Gafatar tidak bisa disamaratakan. Anggota organisasi ini, kata Khofifah, belum tentu semuanya punya paham radikal.
Selain kemungkinan hanya karena ikut-ikutan anggota keluarganya, bisa jadi ada yang jadi korban penipuan. "Karena diiming-imingi sesuatu," ujarnya.
Karena itu ia berharap masyarakat tak begitu saja main hakim sendiri pada para anggota Gafatar. Ia menyesalkan sempat terjadi aksi anarkistis di Desa
Antibar, Kecamatan Mempawah Timur, Kabupaten Mempawah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejumlah rumah milik anggota kelompok ini dibakar warga yang ingin secepatnya mereka pergi dari Mempawah. "Jangan sampai main hakim sndiri. Karena terkadang ada korban dari tindakan main hakim sendiri tersebut," katanya.
Namun di sisi lain, Khofifah juga menilai, respons ini adalah bentuk peringatan pada organisasi radikal bahwa masyarakat ingin hidup damai dan harmonis serta menolak organisasi radikal.
"Kelompok yang menganggu harmoni akan mendapatkan resistensi dari masyarakat."
Sejauh ini belum ada rencana pemulangan para anggota Gafatar ini ke daerah asal mereka. Menurut Kepala Bidang Humas Polda Kalimantan Barat Ajun Komisaris Besar Arianto, seluruh pihak berkoordinasi untuk bisa memulangkan mereka.
(sur)