Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur Banten Rano Karno irit bicara usai dibedah kesaksiannya oleh penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Sikap Rano tak seperti sebelumnya ketika Rano menjalani pemeriksaan pertama kalinya terkait suap Bank Banten.
"Tadi diperiksa tidak lebih dari 10 pertanyaan. Pertanyaan masih sama soal kemarin," kata Rano di KPK, Jakarta, Jumat (22/1).
Rano yang mengenakan baju putih ini memilih lebih banyak diam dan segera memasuki mobil Camry bernomor polisi A 1 GB.
Saat pemeriksaan perdana Rano, dia sempat mengungkapkan ada permintaan duit Rp 10 miliar dari DPRD Banten kepada Direktur Utama PT Banten Global Banten Development, Ricky Tampinongkol. Duit digua untuk memuluskan pembahasan pembentukan Bank Banten.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ricky ditunjuk Rano untuk membangun bank daerah. Ricky pun mengambil kebijakan dengan mengakuisisi bank lokal, Bank Pundi. Untuk proses tersebut, Ricky membutuhkan bantuan penyertaan modal melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Namun, proses tersebut tersendat lantaran DPRD setempat tak kunjung mengesahkan APBD. Legislator setempat tak percaya dengan argumen dari PT Banten Global Development.
Dalam proses tersebut KPK mengendus realisasi suap dari Ricky dan Pimpinan Badan Anggaran DPRD Banten Tri Satriya Santosa dan Wakil Ketua DPRD Banten SM Hartono.
Ketiganya dicokok pada 1 Desember 2015 dalam operasi tangkap tangan. Penyidik komisi antirasuah menyita duit US$11 ribu dan Rp60 juta.
Ricky disangka melanggar Pasal 5 huruf a atau b Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 55 ayat 1 KUHP sementara Hartono dan Tri dijerat pasal 12 huruf a atau b atau pasal 11 undang-undang yang sama.
(sip)