Catatan: Artikel ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi CNNIndonesia.com
Jakarta, CNN Indonesia -- Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Hermawan Sulistyo, mengatakan Direktorat Pengamanan Objek Vital Polri telah menempatkan personel mereka untuk berjaga setiap gedung di kawasan Istana Negara sejak November 2015 silam.
Langkah antisipatif kepolisian tersebut, menurut Hermawan, merupakan salah satu kunci penanggulangan aksi teror di Jalan MH Thamrin, Jakarta, Kamis (14/1) lalu.
"Sejak November, semua gedung di kawasan Thamrin itu dijaga Pam Obvit sehingga pada waktu pelaku mulai menembak, polisi datang dengan cepat," ujarnya di Gedung LIPI, Jakarta, Jumat (22/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fakta tersebut, menurut Hermawan, menyanggah kabar bahwa teror di Jalan MH Thamrin merupakan konspirasi kepolisian.
Saat di lokasi kejadian, ia menghitung polisi hanya membutuhkan 24 menit untuk melumpuhkan para pelaku teror, sejak bom di pos polisi lalu lintas meledak. Sementara itu, olah tempat kejadian perkara selesai dalam empat jam.
Meskipun menempatkan personelnya di kawasan-kawasan sekitar Istana Negara, ia menyebut kepolisian tidak tahu kapan pelaku teror berencana melaksanakan niatnya.
"Setiap hari mereka bekerja menggunakan kombinasi antara tekonologi tinggi sampai cara yang paling tradisional seperti bertemu orang secara langsung," tutur Hermawan.
Berdasarkan informasi kepolisian yang ia peroleh, Hermawan mengatakan Polri sebenarnya telah melacak komunikasi para terduga teroris, baik via telepon maupun sambungan internet.
Dari deteksi itu, kepolisian menemukan banyak kode dan tulisan dalam bahasa arab gundul.
Adapun, Hermawan mengatakan pelaku teror tidak kunjung melancarkan serangan ke Jakarta pada dua bulan terakhir di 2015 karena Polri mengerahkan 80 persen kekuatan mereka saat itu.
Ia berkata, para pelaku, yang terindetifikasi sebagai Ahmad Muhazin, Muhammad Ali, Afif alias Sunakin dan Dian Joni Kurniadi, meneror Jalan MH Thamrin untuk menarik perhatian publik. "Jalan itu kerap dilintasi presiden," katanya.
(pit)