Kapolri: Tiga WNI Berperan Penting di Suriah

Prima Gumilang | CNN Indonesia
Jumat, 22 Jan 2016 21:48 WIB
Bahrumsyah, Bahrun Naim dan Abu Jandal jadi tiga WNI di Suriah yang memiliki peran penting dengan keahlian di bidang propoganda, IT juga pendanaan.
ISIS eksekusi tentara Suriah di kota kuno Palmyra. Setidaknya ada tiga WNI yang memiliki peran penting di Suriah yang tergabung dalam ISIS. (CNN Indonesia/Internet Source)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Kepolisian RI Jenderal Badrodin Haiti menyebut ada tiga warga negara Indonesia yang memiliki peranan penting di Suriah. Mereka menjalankan tugasnya masing-masing sesuai keahliannya.

"Di Suriah, ada tiga orang Indonesia yang punya peranan penting," kata Badrodin saat konferensi pers di Ruang Rupatama, Mabes Polri, Jakarta, Jumat (22/1).

Pertama, kata Badrodin, adalah Bahrumsyah. Orang yang pernah kuliah di Universitas Islam Negeri (UIN) Ciputat, ini menjadi pemimpin dalam sayap militer di Suriah. Selain itu, Bahrumsyah juga ikut mengirim dana kepada enam tersangka teroris yang ditangkap pasca aksi teror di Thamrin.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kelompok yang ditangkap ini berencana melakukan amaliah atau perampasan harta untuk kepentingan teroris. Mereka juga mendukung kelompok Mujahidin Indonesia Timur pimpinan Santoso.
Orang penting kedua yaitu Bahrun Naim. Pria yang diduga kuat sebagai otak serangan teror di Thamrin ini, menurut Badrodin, ahli dalam propaganda. Hampir setiap hari ada propaganda yang dibuat Bahrun.

"Dia memahami betul IT, sehingga ini yang sering aktif di dalam memberikan komunikasi dengan yang ada di Indonesia," katanya.

Badrodin mengatakan, strategi mereka membentuk sel-sel kecil di mana satu sama lain tidak saling mengetahui. Jika ada sel yang terbongkar, maka jaringan lain terputus dan tidak mengetahui sel lainnya.
Badrodin mengatakan, kelompok teroris di Thamrin sempat melakukan komunikasi dengan pimpinan ISIS di Suriah. Mereka berkomunikasi untuk meminta senjata api. Menurut Badrodin, orang yang berkomunikasi itu salah satu di antara empat pelaku yang meninggal saat serangan teror di Thamrin.

"Dia melakukan komunikasi dengan H tetapi tidak langsung, melalui G. G ini yang menjelaskan kepada H," ungkap Badrodin.

Sementara orang ketiga yang dinilai berperan penting di Suriah adalah Abu Jandal, pria yang mengancam TNI dan Polri lewat video yang diunggah ke situs YouTube akhir tahun 2014. Dalam video itu, dia menantang Panglima TNI Jenderal Moeldoko, Densus 88, dan Banser GP Ansor.

Dalam video berdurasi empat menit itu, seorang pria yang fasih berbahasa Indonesia menyatakan rasa suka citanya dengan rencana kedatangan TNI membantu pasukan koalisi memerangi ISIS.
"Ketahuilah bahwa kami bahagia mendengarnya. Itu berati pertemuan antara kami (ISIS) dan kalian (TNI-Polri) disegerakan," kata dia. Pria itu juga mengancam, jika bukan TNI yang datang memerangi ISIS, maka mereka yang akan ke Indonesia. (pit)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER