Jakarta, CNN Indonesia --
Polisi kembali menggerebek satu rumah kontrakan yang diduga menjadi tempat persembunyian teroris di Bantargebang, Bekasi, Jumat malam (22/1).
Dari upaya penggerebekan, polisi mengamankan seorang pria yang identitasnya sampai saat ini belum diungkap ke publik.
Menurut warga Bantargebang bernama Ros yang memiliki rumah tak jauh dari lokasi penggeberakan, pria yang diduga terlibat jaringan teroris tersebut memiliki ciri rambut keriting dan kerap memakai topi dan kaus dalam kesehariannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Orangnya sih
adem. Suka pakai topi, pakai kaus sama celana pendek. Kalau melihat matanya tajam begitu, Kami lihat dia malah buang muka," kata Ros seperti dikutip dari Detikcom.
Dari informasi awal, pria yang dibekuk ini dikabarkan telah menginap di kontrakan kawannya bernama Beni selama tiga hari. Namun, warga sekitar mengaku tak mengetahui aktivitasnya lantaran Beni dikenal sebagai pribadi yang tertutup.
"Yang semalam ditangkap di Bekasi terkait kelompok (teroris) yang kedua," ujar Kapolri Jenderal Badrodin Haiti, saat dikonfirmasi, Sabtu (23/1/2016).
Badrodin menjelaskan, penangkapan terduga teroris di Bantargebang dilakukan lantaran pria tersebut dinilai berperan sebagai penyedia senjata api untuk mendukung kegiatan Amaliyah serta dukungan terhadap kelompok Mujahid Indonesia Timur.
"Kelompok yang (ditemukan) senpi 9 pucuk," ucapnya.
Teroris DepokSelain di Bantargebang, Polisi juga menangkap terduga teroris di Depok. Adalah warga Sukabumi Siadih Supriatna (28) yang diamankan Tim Densus 88 Mabes Polri pada Jumat siang.
Dari informasi awal, Siadih dikenal sebagai pribadi yang pendiam dan cukup aktif di kegiatan keagaamaan.
Adik kandung Siadih, Neti Kusmawati (24) pun mengaku tak mengetahui keterlibatan kakaknya dalam jaringan teroris mana pun.
"Kontak terakhir empat bulan lalu, saat Idul Fitri dia menghubungi ibu dan mengabarkan sudah bekerja di Bogor. Setelah kontak terakhir itu si akang sulit dihubungi nomernya gak aktif."
Sebagaimana diketahui, mengacu pada catatan Polisi Siadih diduga terlibat dalam jaringan teroris yang mengincar objek vital dan fasilitas umum di kota-kota besar.
Perburuan teroris sendiri dilakukan oleh aparat Kepolisian menyusul serangan bom dan aksi teror pada Kamis pekan lalu di kawasan Sarinah, Jakarta Pusat.
(dim/dim)