Jakarta, CNN Indonesia -- Tak banyak yang tahu bahwa lahan di mana Masjid Al Akhuwah megah berdiri di jantung Kota Bandung dulunya berdiri sebuah gedung yang ditakuti. Dulu warga Bandung bahkan menyebut gedung tersebut sebagai 'rumah setan'.
Di lahan tersebut dulu berdiri Loji Sint Jan, gedung pemujaan tarekat rahasia Freemason di Kota Kembang. Kini tak ada lagi sisa-sisa bangunan loji di tanah di Jalan Wastu Kencana tersebut. Loji Sint Jan dulu sangat terkenal di Bandung. Saking terkenalnya, dulu jalan di depannya diberi nama Logeweg atau Jalan Loji. Namun meski terkenal, gedung tetap jadi misteri bagi warga. Tak ada yang tahu aktivitas para pengikut tarekat rahasia Freemason di gedung itu.
 Goerjama, warga Bandung saksi hidup keberadaan Loji Sint Jan yang jadi pusat kegiatan tarekat rahasia Freemason di Kota Kembang. (CNN Indonesia/Suriyanto |
Goerjama adalah salah satu saksi hidup keberadaan loji tersebut. Pria kelahiran 1925 itu mengaku, warga biasa tak ada yang berani mendekat ke bangunan loji.
“Banyak yang berjaga agar warga tidak masuk,” kata Goerjama kepada CNN Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mereka yang masuk ke gedung loji adalah para anggota tarekat Vrijmetselarij (Freemason). Para anggota ini menurut Pak Goer, sapaan Goerjama, adalah pejabat-pejabat Belanda yang saat itu masih bercokol di Indonesia.
“Mereka membawa mobil dan bendi,” katanya. Dua kendaraan yang masih sangat jarang pada masa itu dan masuk dalam kategori benda mewah.
 Foto Loji Sint Jan di Bandung saat masih berdiri. Foto diambil dari buku Gedenkboek van de Vrijmetselarij in Nederlandsch Oost Indie 1767-1917. (CNN Indonesia/Suriyanto) |
Selain karena sangat tertutup, ritual di gedung tersebut dinilai Pak Goer sangat menyeramkan. Ritual menghasilkan suara keras hingga keluar gedung. “Suaranya menyeramkan, hoooo.. hoooo..,” katanya sembari menirukan suara yang didengarnya kala itu.
Liji Sint Jan dibangun tahun 1896. Sint Jan merupakan loji ke -13 di Hindia Belanda. Loji mulai digunakan pada tahun 1901. Dalam perkembangannya, Sint Jan jadi salah satu loji terbesar di Hindia Belanda. Bukan hanya karena anggotanya yang banyak, namun juga aktivitas sosialnya.
Loji diututup oleh Jepang yang memang sangat membenci Freemason. Setelah Jepang pergi, loji kembali dihidupkan dan berganti nama menjadi Loji Dharma. Loji ini sempat menjadi satu dari empat loji Timur Agung Indonesia, perkumpulan Freemason pascakemerdekaan.
Menurut Pak Goer, setelah tak lagi dipakai menjadi bangunan loji, gedung tersebut sempat digunakan untuk restoran. Pernah juga dipakai untuk gedung pramuka dan gedung resepsi pernikahan.
Kini Masjid Al Ukhuwah megah berdiri di lokasi bekas “rumah setan” itu. Dalam buku “Okultisme di Bandung Doeloe” karya Ryzki Wiryawan disebutkan, tanah di mana loji pernah berdiri konon dijual kepada seorang muslim yang punya hubungan baik dengan anggota Sint Jan.
Nama Al Ukhuwah yang berarti persaudaraan bahkan disebut masih berbau Freemason.
Arsitektur masjid ini juga masih mengandung unsur segitiga sacred geometri dari arsitektur Freemason.
(sur)