Ahok Obral Diskon Pajak untuk Bangunan yang Hilangkan Pagar

Aulia Bintang Pratama | CNN Indonesia
Selasa, 02 Feb 2016 14:18 WIB
Jika luas tanah sebuah rumah 10 ribu meter persegi dan pagarnya 1.000 meter persegi, maka orang tersebut membayar PBB untuk 9.000 meter persegi.
Ilustrasi. (REUTERS/Garry Lotulung)
Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama akan membongkar pagar-pagar yang terpasang di gedung perkantoran atau perumahan untuk membenahi jalur-jalur pejalan kaki di wilayah Jakarta. Untuk menarik minat para pemilik gedung atau rumah tersebut, pemerintah Jakarta akan memberikan diskon pembayaran pajak bumi dan bangunan (PBB).

Ahok, sapaan Basuki, menjelaskan untuk gedung-gedung di jalan protokol, yaitu Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan MH Thamrin, akan diwajibkan untuk membongkar pagar agar jalur pejalan kaki semakin lebar.

"Jika orang memiliki halaman lalu ada pejalan kaki lewat dan dia bersedia membuka halamannya (pagarnya), maka sisa tanah yang dia gunakan untuk membuka pagar itu akan kami beri potongan PBB," kata Basuki saat ditemui di kantor Dinas PU Bina Marga, Selasa (2/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ahok tidak merinci berapa diskon yang dia obral bagi para pemilik rumah yang bersedia membongkar pagar rumahnya untuk dijadikan lahan pejalan kaki.

Yang pasti, hitung-hitungan Ahok adalah jika luas tanah sebuah rumah 10 ribu meter persegi dan pagarnya memakan 1.000 meter persegi, maka orang tersebut hanya membayar PBB sebanyak 9.000 meter persegi.

Ahok pun memastikan bahwa obral yang dia tawarkan bukan hanya diterapkan ke pemilik rumah melainkan juga ke pemilik gedung-gedung perkantoran.

"Misalnya lebar tanah 50 meter dan jarak sampai ke bangunan 20 meter maka 1000 meter persegi itu tak dikenakan biaya, itu insentif yang kami berikan," katanya.

Tak hanya memberikan sedikit lahannya untuk pejalan kaki, Ahok pun mempersilakan pemilik rumah atau gedung tersebut untuk membuka kafetaria ataupun memperbolehkan pedagang kaki lima berjualan di sana. Kafe dan PKL tersebut nantinya bisa digunakan pejalan kaki untuk sekedar "nongkrong".

"Kami harus menentukan sisi kebersihannya, PKL yang berjualan minimal menggunakan gerobak alumunium. Jika tak nurut maka akan kami cabut," katanya.

"Saya harap tahun ini kami bisa memulai sebuah sistem baru untuk pejalan kaki di seluruh Jakarta." (rdk)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER