Menteri Agama: Tak Semua Pesantren Ajarkan Radikalisme

Antara | CNN Indonesia
Rabu, 03 Feb 2016 14:34 WIB
Pondok pesantren yang benar tidak akan mengajarkan ajaran yang bertolak belakang dengan esensi atau substansi Islam sendiri yakni menebarkan keselamatan.
Deradikalisasi perlu kerjasama lintas kementerian, Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT), MUI dan instansi serta lembaga lainnya yang terkait. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi
Solo, CNN Indonesia -- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan hanya segelintir pondok pesantren di Indonesia yang terindikasi menyebarkan paham radikal. Dia meminta masyarakat tidak menggeneralisasi pandangannya terhadap semua pondok pesantren. 

“Jika ada pondok pesantren yang mengajarkan radikalisme, perlu dipertanyakan apa benar itu pondok pesantren atau hanya sebagai kedok saja," kata Menag Lukman Hakim Saifuddin kepada wartawan disela-sela memberikan kuliah umum tentang keselamatan dan kesejahteraan jamaah haji di Universitas Muhammadiayah Surakarta (UMS), Rabu(3/2). 
Lukman mengatakan, pondok pesantren yang benar tidak akan mengajarkan ajaran yang bertolak belakang dengan esensi atau substansi Islam sendiri. Islam, kata dia sesuai namanya harus membawa dan menebarkan keselamatan. “Pesantren yang benar itu mempunyai ciri khas tersendiri, sejak ratusan tahun lalu. Ada pengasuh, kurikulum yang baku, dan metodenya pengajaran yang khas," katanya.

Namun demikian, kata Lukman, jika memang ada pesantren yang terindikasi menyebarkan ajaran radikalisasi, pemerintah harus serius menangani hal ini. Menurutnya deradikalisasi perlu melibatkan Kementerian Agama, Kementerian Dalam Negeri, Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT), MUI dan instansi serta lembaga lainnya yang terkait.
Lukman menjelaskan, Kementerian Agama selalu berkoordinasi dengan BNPT dan berbagai pihak untuk mengantisipasi berkembangnya paham radikal di tanah air.  “Apalagi potensi gerakan terorisme di Indonesia dan dunia semakin meningkat,” katanya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

(antara)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER