Polisi Siapkan Boks untuk Geledah Ruang Perawatan Medis RSCM

Resty Armenia | CNN Indonesia
Kamis, 04 Feb 2016 12:17 WIB
Sedikitnya sembilan penyidik Bareskrim datang dengan dua unit mobil. Mereka memasuki pintu kaca depan RSCM Kencana menuju ke ruangan kantor.
Petugas Bareskrim Mabes Polri tiba di RSCM Jakarta untuk melakukan penggeledahan terkait kasus perdagangan ginjal, Kamis, 4 Februari 2016. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Dua orang petugas Direktorat Tindak Pidana Umum Mabes Polri menyiapkan sebuah boks saat menggeledah area ruangan perawatan medis Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Kencana, Jakarta. Penggeledahan ini terkait dugaan kasus penjualan ginjal.

Berdasarkan pantauan CNNIndonesia.com, sekitar pukul 10.33 WIB, sedikitnya sembilan penyidik Badan Reserse Kriminal Mabes Polri datang dengan dua unit mobil kepolisian. Kesembilan orang tersebut lantas memasuki pintu kaca depan RSCM Kencana menuju ke ruangan kantor.Pert

Sekitar 30 menit berselang, sembilan penyidik tersebut melenggang ke area ruang perawatan medis RSCM Kencana.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"(Ruangan pertama yang dikunjungi) tadi itu ruang kerja. Kalau ke sana, ke ruang perawatan," kata Hery Yanto, seorang petugas keamanan di Lobi RSCM Kencana, Jakarta Pusat, Kamis (4/2).

Beberapa menit setelahnya, sekira pukul 11.20 WIB, dua penyidik keluar menuju mobil kepolisian berwarna hitam yang diparkir di depan Lobi RSCM Kencana. Salah seorang dari keduanya terlihat mengeluarkan sebuah boks transparan berukuran sekitar 60 x 40 cm dengan tutup berwarna merah muda. Boks itu lantas dibawanya ke dalam.

Sebelumnya, Bareskrim Polri membeberkan inisial tiga rumah sakit yang digunakan oleh tersangka penjual ginjal dalam menjalankan aksinya.

"Rumah sakitnya C, AW dan C di Jakarta semua," kata Kepala Bagian Analisis dan Evaluasi Komisaris Besar Hadi Ramdani di Markas Besar Polri, Jakarta, kemarin.

Hadi mengatakan, korban diperiksa di rumah sakit C, kemudian dirujuk ke AW. Setelah itu, dia dioperasi di rumah sakit C yang lain.

Menurut Hadi, penyidik sudah bekerjasama dengan pihak rumah sakit dan memeriksa dokter-dokternya. Berdasarkan pemeriksaan itu, polisi menyimpulkan tidak ada keterlibatan rumah sakit dalam kasus dugaan penjualan ginjal ini.  

"Semua kami cek. Sementara karena itu untuk kesehatan, tidak ada kejanggalan. Mereka melakukan sesuai prosedur. Tidak ada dugaan (terlibat)," kata Hadi.

Hadi tak menutup kemungkinan ada penetapan tersangka baru dalam kasus ini. Saat ini penyidik masih memeriksa saksi-saksi untuk terus mendalami keterlibatan pihak lain.

Hingga kini baru ada tiga tersangka yang ditetapkan, yaitu HR, DD dan AG. HR berperan sebagai penghubung dengan rumah sakit, sementara dua orang lainnya berperan sebagai pencari korban. Dari para tersangka, penyidik menyita sejumlah barang bukti seperti dua telepon genggam, satu buku tabungan, satu kartu debit dan satu kartu kredit, serta komputer dan dokumen-dokumen.

Kepala Subdirektorat III Tindak Pidana Umum Komisaris Besar Umar Fana mengatakan komputer tersebut diduga digunakan HR untuk membuat dokumen palsu untuk mendukung operasi transplantasi.

Penyidik masih menunggu hasil laboratorium forensik untuk memastikan dugaan tersebut. Umar pun enggan menyebut soal apakah pasal pemalsuan dokumen akan digunakan untuk menjerat tersangka. "Itulah (kami) penyidik, tidak bisa berandai-andai. Semua harus berdasarkan data dan fakta yang ada," ujarnya kepada CNNIndonesia.com.

(obs)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER