Poso, CNN Indonesia -- Seorang anggota Brimob Polda Sulawesi Tengah tewas setelah terlibat baku tembak dengan kelompok bersenjata di Desa Sangginora, Kecamatan Poso Pesisir, Kabupaten Poso.
Baku tembak terjadi sekitar pukul 10.00 WITA antara polisi dengan kelompok yang diduga teroris.
Seperti diberitakan Antara, anggota Brimob yang tewas adalah Brigadir WS. Sementara dari pihak kelompok bersenjata, dua orang dikabarkan tewas dalam baku tembak tersebut.
Pimpinan Operasi Tinombala Poso Komisaris Besar Leo Bona Lubis mengatakan, baku tembak berawal dari informasi intelejen bahwa ada sekolompok orang yang mencurigakan ingin membeli kebutuhan pokok di Desa Sangginora.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Petugas kemudian bergerak untuk mencari orang yang dicurigai tersebut yang dilaporkan menggunakan mobil Avanza warna hitam.
Personel Operasi Tinombala menurut Leo kemudian berhasil mencegat mobil tersebut yang ditumpagi dua orang. Ketika akan diperiksa, penumpang mobil itu langsung menembak polisi. Tembakan itu lantas dibalas sehingga terjadi kontak senjata.
"Ada tiga orang meninggal dunia dalam baku tembak itu, dua dari pihak kelopok bersenjata dan satu dari kepolisian yakni berinsial WS dengan pangkat brigadir," ujar Leo Bona Lubis.
Korban WS mengalami luka di bagian dagu sebelah kanan yang tembus bagian belakang kepala. Jenazah sempat dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Poso, dan kini dalam proses evakuasi ke Kota Palu.
Sementara untuk identitas dua jenazah anggota kelompok bersenjata saat ini masih dalam proses identifikasi.
Wilayah Poso, Sulawesi Tengah selama ini dikenal sebagai basis kelompok teroris Santoso alias Abu Wardah. Mereka berbasis di wilayah Pegunungan Biru, kawasan yang dikenal memiliki medan sulit.
Pasukan gabungan TNI dan Polri sempat menggelar Operasi Camar Maleo. Tak hanya sekali, operasi yang digelar sejak awal tahun lalu sudah empat kali digelar. Namun Santoso yang mengklaim dirinya sebagai amir Mujahidin Indonesia Timur tak juga tertangkap.
Kepala Polri Jenderal Badrodin Haiti mengatakan dalam rangkaian operasi tersebut ada sekitar 28 orang tertangkap termasuk dua orang unsur pimpinan kelompok teroris tersebut.
CNN Indonesia mencatat, salah satu dari unsur pimpinan itu adalah Daeng Koro. Sementara itu, identitas seorang lainnya masih belum terungkap.
(antara)