Dua Terduga Teroris Luwu Ditangkap & Diterbangkan ke Jakarta

Antara & Hafizd Mukti | CNN Indonesia
Rabu, 27 Jan 2016 05:49 WIB
Dua terduga teroris Chandra dan Adri alias Awi yang ditangkap di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan berjalan tanpa perlawanan berarti.
Anggota Densus 88 dan Polda Sulawesi Selatan berhasil menangkap dua terduga teroris yang kini sudah diterbangkan ke Jakarta. (Antara Foto/Rudi Mulyana)
Jakarta, CNN Indonesia -- Dua terduga teroris Chandra dan Adri alias Awi yang tertangkap di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan diterbangkan ke Jakarta dengan menggunakan pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT 875, di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar, Selasa sore.

Pengawalan ketat dilakukan aparat kemananan dengan persenjataan lengkap saat dibawa dari Kabupaten Luwu, Sulsel menuju bandara setempat. Dua terduga ini sebelumnya di tangkap Tim Reskrim Polres Luwu bersama satuan Detasemen khusus (Densus) 88 Mabes Polri Senin malam di Kabupaten Luwu.

"Terduga teroris ini langsung diterbangkan dari Makassar ke Jakarta sekitar pukul 17.20 WITA. Sebelumnya di interogasi di Markas Komando Polres Luwu," ujar Kepala Bidang Humas Polda Sulselbar Kombes Frans Barung Mangera.
Ia menyebut Chandra diketahui merupakan mantan Ketua FPI Belopa, Kabupaten Luwu. Sementara Adri alias Awi adalah masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) teroris di Poso, Sulawesi Tengah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bahkan keduanya diduga terlibat pada sejumlah peristiwa teror hingga mutilasi seorang anggota Polri di Belopa, Kabupaten Luwu tahun lalu. Pihaknya masih melakukan pendalaman serta akan melakukan rilis kronologis penangkapan dua terduga teroris itu.

Sebelumya, Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah menggelar operasi lanjutan bersandi Operasi Tinombala. Operasi itu dimulai sejak 10 Januari 2016, polisi menargetkan bisa membekuk kelompok sipil bersenjata pimpinan Santoso alias Abu Wardah dalam waktu 60 hari.

"Kita optimistis dengan sisa waktu operasi ini, mampu menyelesaikan tugas," kata Kepala Operasi Daerah (Kaopsda) Tinombala Kombes Leo Bona Lubis, Senin, 25 Januari 2016.
Leo menyatakan, masyarakat mendukung kesuksesan operasi itu karena mereka jengah dengan teror yang dilancarkan kelompok Santoso. Di sisi lain, kepolisian juga mendapat dukungan penuh TNI dalam memperkuat pelaksanaan operasi.

Tanpa Perlawanan

Dua terduga teroris yakni Chandra dan Adri alias Awi ditangkap tim anti teror Detasemen Khusus (Densus) 88 Mabes Polri bersama satuan Reskrim Polres Luwu, saat penangkapan di wilayah perkotaan tanpa perlawanan berarti.

"Saat penangkapan dilakukan tidak ada perlawanan berarti, namun Ardi sempat terlibat pertarungan tangan kosong dengan anggota, tetapi bisa dilumpuhkan," kata Kapolres Luwu, AKBP Adex Yusdiwan kepada wartawan di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar, Selasa.
Usai mengawal dan mengantar dua terduga teroris itu dari Luwu hingga diterbangkan ke Jakarta, Adex menyebutkan awal penangkapan keduanya atas laporan masyarakat merasa curiga ada orang yang mencurigakan sehingga dilakukan pengembangan.

"Kita telah membangun sistem kemanan disebut 'Only Outlet', artinya siapapun datang di wilayah Luwu tanpa melapor maka akan terdeteksi. Kedua orang ini tidak melapor ke warga sehingga dilaporkan ke kami lalu ditelusuri akhirnya menemukan mereka," bebernya.

Setelah berkoordinasi dengan Densus 88 Anti Teror bahwa ada kesamaan target dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) maka dilakukan penyergapan hingga penangkapan dua orang terduga teroris di salah satu rumah sewa wilayah Kota Luwu.

"Koordinasi dilakukan dengan tim lalu rumah itu dikepung, karena dua orang yang dicurigai berada di dalam rumah maka dilakukan penyergapan pada pukul 18.54 Senin (25/1) malam. Kuat dugaan salah satu terduga adalah pelaku pembunuhan anggota Polri di Poso," terangnya.
Adex mengungkapkan hasil pengungkapan sementara Andri alias Awi diduga kuat terlibat dalam pembunuhan anggota polisi di pesisir Poso, Sulawesi Tengah. Sementara Chandra berperan menfasilitasi persembunyian Andri di Belopa, Luwu.

"Untuk pembuktian dan penetapannya, keduanya akan di proses oleh Densus 88 Anti Teror Mabes Polri di Jakarta, makanya diterbangkan kesana, "katanya.

Saat di tanyakan apakah salah satu terduga merupakan mantan Ketua Front Pembela Islam (FPI) Belopa, Kabupaten Luwu, kata dia menegaskan tidak mengetahui hal itu dan tidak pernah menyebutkan mereka mengikuti organisasi islam.

"Kami tidak pernah mengungkap mereka masuk dalam organisasi agama islam bahkan dalam proses jejak riwayat kegiatan yang bersangkutan atas nama organisasi tersebut ," ulasnya menegaskan. (pit)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER